Penasihat Zelensky Sebut Ukraina De Facto di NATO, Janjinya Lebih dari Keanggotaan Formal
Alexey Arestovich mengatakan janji aliansi militer NATO untuk membantu Kyiv memenangkan perang lebih dari sekadar keanggotaan formal.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Nuryanti
Namun, Arestovich melanjutkan, memberi tahu Feygin bahwa Ukraina adalah "anggota de facto" NATO.
Walaupun tidak memiliki janji pertahanan timbal balik dari Pasal 5, menurut Arestovich, lebih dari 50 negara di Grup Kontak Pertahanan Ukraina, yang dipimpin oleh AS, telah berjanji tidak membiarkan Kyiv kalah perang.
Kepala penasihat hubungan masyarakat Presiden Zelensky ini sering hadir di TV dan siaran langsung.
Kadang ia mengungkapkan informasi sensitif yang belum dikonfirmasi secara resmi, seperti hilangnya kota Liman di Donbass bulan lalu.
Dalam kesempatan lain, ia melontarkan kata tak pantas terhadap pihak-pihak yang mendesak Ukraina berdamai dengan Moskow.
Ukraina Gabung Uni Eropa
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, pada Rabu memuji tawaran status kandidat yang diharapkan dari Uni Eropa untuk negaranya.
Dilansir Reuters, para pemimpin Eropa secara resmi akan menempatkan Ukraina di jalan panjang menuju keanggotaan Uni Eropa pada pertemuan puncak di Brussels pada Kamis.
Zelensky mengatakan telah berbicara dengan 11 pemimpin Uni Eropa pada Rabu (22/6/2022) tentang pencalonan Ukraina.
Sebelumnya ia mengaku yakin 27 negara UE akan mendukung status kandidat Ukraina.
Baca juga: Tentara Rusia Dilaporkan Eksekusi Fotografer di Ukraina
Baca juga: Golkar Nilai Kunjungan Presiden Jokowi ke Ukraina dan Rusia Langkah Tepat
"Kami pantas mendapatkannya," kata Presiden Ukraina ini di hadapan warga Amsterdam melalui sambungan telekonferensi.
Para diplomat mengatakan Ukraina membutuhkan satu dekade atau lebih untuk memenuhi kriteria bergabung dengan UE.
Namun para pemimpin Uni Eropa mengatakan blok itu harus membuat sikap untuk mengakui pengorbanan Ukraina.
Dengan pasukannya yang kehabisan amunisi saat perang atrisi yang sengit berkecamuk di Donbas, Ukraina memiliki prioritas yang lebih mendesak dalam waktu dekat.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)