Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Perdana Menteri Sri Lanka: Ekonomi Kita Telah Benar-benar Runtuh

Ekonomi Sri Lanka yang sarat utang kini telah 'runtuh' ​​setelah berbulan-bulan mengalami kekurangan makanan, bahan bakar dan listrik.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Perdana Menteri Sri Lanka: Ekonomi Kita Telah Benar-benar Runtuh
AFP
Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe bersaksi di depan Komite Pemilihan Parlemen Khusus (SPSC) yang menyelidiki penyimpangan yang mengarah pada pemboman Minggu Paskah 21 April, di Kolombo pada 6 Agustus 2019. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, KOLOMBO - Ekonomi Sri Lanka yang sarat utang kini telah 'runtuh' ​​setelah berbulan-bulan mengalami kekurangan makanan, bahan bakar dan listrik.

Pernyataan ini disampaikan Perdana Menteri (PM) Ranil Wickremesinghe kepada anggota parlemen dalam komentar yang menggarisbawahi situasi mengerikan negara itu karena mencari bantuan dari pemberi pinjaman internasional.

"Kita menghadapi situasi yang jauh lebih serius bukan hanya sekadar kekurangan saja," kata Wickremesinghe, pada Rabu kemarin.

Baca juga: Masyarakat Kelas Menengah Sri Lanka Paling Terkena Dampak Kebangkrutan Negaranya

Ia pun memperingatkan 'kemungkinan negara itu jatuh ke titik terendah'.

"Ekonomi kita benar-benar ambruk," jelas Wickremesinghe.

Dikutip dari laman The Guardian, Kamis (23/6/2022), krisis di pulau berpenduduk 22 juta ini dianggap yang terburuk dalam sejarah.

Berita Rekomendasi

Namun Wickremesinghe tidak menyebutkan perkembangan baru yang spesifik.

Komentarnya ini ia sampaikan untuk menekankan kepada kritikus dan anggota parlemen oposisi bahwa ia telah mewarisi tugas yang sulit yang tidak dapat diperbaiki secara cepat.

"Ia menetapkan harapan yang sangat, sangat rendah. Pernyataan Wickremesinghe juga mengirimkan pesan kepada pemberi pinjaman potensial bahwa 'anda tidak bisa membiarkan negara dengan kepentingan strategis seperti itu runtuh," kata Ekonom di Center for Global Development di Washington, Amerika Serikat (AS), Anit Mukherjee

Ia mencatat bahwa Sri Lanka berada di salah satu jalur pelayaran tersibuk di dunia.

Perlu diketahui, ekonomi Sri Lanka kandas di bawah beban utang yang besar, kehilangan pendapatan pariwisata dan efek lain dari pandemi, serta melonjaknya biaya komoditas.

Hasilnya adalah negara itu meluncur menuju kebangkrutan dengan hampir tidak ada uang untuk mengimpor bensin, susu, gas memasak dan kertas toilet.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas