Bangkrut, Asosiasi Medis Sri Lanka Surati Perdana Menteri Soal Pajak Tembakau dan Alkohol
Perhitungan WHO pada 2016 menemukan bahwa Sri Lanka mengalami kerugian ekonomi 214 miliar rupee Sri Lanka.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, COLOMBO - Asosiasi Medis Sri Lanka (SLMA) telah menulis surat yang ditujukan kepada Perdana Menteri (PM) Ranil Wickremesinghe berisi desakan untuk mengikuti pedoman Bank Dunia (World Bank) serta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), saat menentukan perpajakan untuk tembakau dan alkohol.
Dikutip dari laman www.dailymirror.lk, Sabtu (25/6/2022), lembaga tersebut sebelumnya memuji upaya yang dilakukan oleh Wickremesinghe untuk mengurangi kerusakan yang disebabkan oleh krisis ekonomi yang sedang berlangsung di negara itu.
Kemudian meminta pejabat tersebut untuk tidak hanya meningkatkan perpajakan produk tembakau dengan menggunakan formula teknis yang akan menyelaraskan perpajakan dengan inflasi.
Baca juga: Dibayangi Masalah Gizi Akut, Situasi Malnutrisi di Kalangan Anak-anak Sri Lanka Meningkat
Namun juga meninjau kebijakan perpajakan alkohol saat ini dan mengambil langkah segera untuk meningkatkan perpajakan.
Perhitungan WHO pada 2016 menemukan bahwa Sri Lanka mengalami kerugian ekonomi 214 miliar rupee Sri Lanka.
Bahkan pada tahun yang sama, studi sementara yang dilakukan oleh Otoritas Nasional Tembakau dan Alkohol, WHO dan SLMA mengungkapkan bahwa perkiraan kerugian ekonomi alkohol negara itu menjadi 120 miliar rupee Sri Lanka pada 2015.