PM Inggris Boris Johnson Peringatkan Kemenangan Rusia di Ukraina akan Jadi Bencana bagi Dunia
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memperingatkan bahwa kemenangan Rusia atas perang di Ukraina akan menjadi bencana bagi dunia.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Baru minggu lalu, Boris Johnson mengalami pukulan terhadap otoritasnya setelah Partai Konservatifnya kalah di dua pemilihan parlemen dalam satu malam.
Namun sejauh ini, Boris Johnson telah menolak seruan untuk perubahan dalam pendekatan politiknya dan baru-baru ini mengatakan dia tidak akan menjalani "transformasi psikologis".
Di Jerman, Boris Johnson berusaha membingkai masalahnya sebagai tanda bahwa demokrasi sedang berjalan.
"Saya pikir hal yang hebat tentang demokrasi adalah bahwa para pemimpin berada di bawah pengawasan," katanya.
"Dan saya punya, Anda mengatakan bahwa saya punya banyak hal untuk kembali ke rumah, itu hal yang baik. Saya mendapatkan orang-orang dalam kasus saya, saya membuat orang-orang membuat argumen."
Boris Johnson menggunakan Putin, yang ada di lingkungan politik yang sebagian besar tanpa gesekan, sebagai contoh bagaimana para pemimpin dalam sistem anti-demokrasi dapat menggunakan kekuasaan.
"Apakah Anda benar-benar berpikir bahwa Vladimir Putin akan meluncurkan invasi ke negara berdaulat lain jika dia memiliki orang untuk mendengarkan, berdebat dengan benar, jika dia memiliki komite backbencher?" tanya Johnson.
Ketika berbicara tentang demokrasi Amerika, dia juga optimistis meskipun ada upaya kekerasan untuk menggulingkannya pada 6 Januari 2021.
Dia enggan menyalahkan mantan Presiden Donald Trump, yang menjalin hubungan dekat dengannya.
Baca juga: Sanksi Baru bagi Rusia: AS, Inggris, Jepang, Kanada akan Umumkan Larangan Impor Emas
"Saya akan ambil yang Kelima dalam hal ini," katanya.
"Pada prinsipnya kita tidak boleh berbicara tentang politik domestik satu sama lain. Itu untuk orang-orang di AS."
Adegan kekacauan kekerasan di Capitol hari itu mengejutkan orang Amerika dan dunia.
Tetapi Boris Johnson bersikeras bahwa pelanggaran itu tidak berarti kematian demokrasi Amerika.
"Saya pikir laporan kematian demokrasi di Amerika Serikat terlalu, sangat dilebih-lebihkan. Amerika adalah kota yang bersinar di atas bukit bagi saya, dan akan terus seperti itu," katanya, menunjuk pada upaya Biden untuk menyatukan Barat sebagai bukti sistem yang masih berfungsi.
"Saya pikir fakta bahwa Joe Biden telah melangkah ke atas dengan cara yang dia miliki, menunjukkan bahwa naluri Amerika masih sangat tepat," katanya.
Namun, Boris Johnson mengakui kerusuhan Capitol yang penuh kekerasan membuat para pengamat di luar negeri khawatir.
Baca juga artikel lain terkait Konflik Rusia Vs Ukraina atau tentang Boris Johnson
(Tribunnews.com/Rica Agustina)