Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengamat: Kunjungan Jokowi ke Ukraina dan Rusia Tak Lepas dari Perhelatan G-20, Kans Mediasi Konflik

Apa yang dilakukan Jokowi mendatangi dua negara bertikai, tentu saja merupakan rangkaian dari upaya untuk menengahi konflik tersebut. 

Penulis: Gita Irawan
Editor: Theresia Felisiani
zoom-in Pengamat: Kunjungan Jokowi ke Ukraina dan Rusia Tak Lepas dari Perhelatan G-20, Kans Mediasi Konflik
BPMI Sekretariat Presiden/Laily Rachev
Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama ibu negara Iriana mengunjungi puing-puing Kompleks Apartemen Lipky di Kota Irpin Ukraina, Rabu (29/6/2022). Presiden Jokowi bersama rombongan akan berada di Ukraina untuk melakukan sejumlah kegiatan seperti mengunjungi puing-puing kompleks Apartemen Lipky di Kota Irpin sebelum bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk melakukan pembicaraan terkait upaya perdamaian dengan Rusia. Anton Aliabbas memandang lawatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Ukraina dan Rusia juga ingin meninggalkan warisan yang baik dalam sejarah kepresidenan Indonesia. Menurutnya Jokowi ingin juga menorehkan sejarah sebagai pemimpin bangsa yang ikut andil dalam mendamaikan konflik antar negara.  BPMI Sekretariat Presiden/Laily Rachev 

Sekalipun secara kekuatan politik relatif, Indonesia masih kalah dari Rusia, akan tetapi menurutnya Indonesia tetap mempunyai peluang untuk menjadi mediator dan salah satu titik kuncinya adalah penerimaan dari dua pihak yang bertikai.

Sikap pemimpin Ukraina dan Rusia yang menerima kunjungan Jokowi, kata dia, merupakan signal awal penerimaan Indonesia sebagai potensial mediator.

Walaupun sebenarnya, lanjut dia, posisi Jokowi juga tidak dapat dipisahkan sebagai anggota Champion Group of the Global Crisis Response Group (GCRG) yang dipimpin Sekjen PBB Antonio Gutteres.

"Bersama lima pemimpin dunia lainnya yaitu, Presiden Senegal, Kanselir Jerman, Perdana Menteri Barbados, Perdana Menteri Denmark, dan Perdana Menteri Bangladesh, GCRG memang mencoba untuk mendorong konsensus global serta melakukan advokasi solusi guna atasi krisis pangan, energi dan keuangan global," kata dia.

Baca juga: Usai Bertemu Vladimir Putin, Presiden Jokowi Bertolak ke Abu Dhabi

Perihal apakah saat ini momen yang tepat untuk mendorong adanya perundingan damai, menurutnya sejauh ini, baik Rusia maupun Ukraina belum berada pada posisi hurting stalemate dimana eskalasi konflik tinggi sehingga keduanya sama-sama merasa lelah dengan konflik bersenjata. 

Di sisi lain, kata dia, ripe moment atau masa yang 'matang' untuk memaksa kedua belah pihak duduk di meja perundingan juga belum terbentuk. 

Meski demikian, kata Anton, peluang untuk terjadinya perundingan damai tetap dapat terjadi. 

Berita Rekomendasi

"Dan, salah satunya adalah melalui pendekatan yang intensif kepada para pihak bertikai untuk mau duduk berunding. Dan Jokowi punya kans untuk memainkan peranan itu. Tinggal sejauh mana kesiapan dan keseriusan Indonesia untuk menawarkan diri sebagai mediator perundingan damai," kata Anton.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas