Ukraina Minta Turki Menahan Kapal Kargo Berbendera Rusia yang Bawa Ribuan Ton Gandum
Ukraina meminta Turki untuk menahan kapal kargo berbendara Rusia, Zhibek Zholy yang dilaporkan membawa gandum dari pelabuhan Ukraina
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, KYIV - Ukraina meminta Turki untuk menahan kapal kargo berbendara Rusia, Zhibek Zholy yang dilaporkan membawa gandum dari pelabuhan Ukraina yang diduduki Moskow, Berdyansk.
Dikutip dari Aljazeera, seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Ukraina, mengutip informasi yang diterima dari administrasi maritim Ukraina, mengatakan kapal kargo Zhibek Zholy telah mengangkut sekitar 4.500 ton biji-bijian yang diperkirakan milik Ukraina dari pelabuhan Berdyansk.
Dalam sebuah surat tertanggal 30 Juni yang dikirim Kantor Kejaksaan Ukraina kepada Kementerian Kehakiman Turki, mengatakan secara terpisah, Zhibek Zholy terlibat dalam ekspor ilegal gandum Ukraina dari pelabuhan Berdyansk.
Baca juga: UPDATE Perang Rusia Vs Ukraina Hari ke-129, Berikut Peristiwa yang Terjadi
Kapal kargo tersebut dilaporkan sedang menuju ke Karasu, Turki dengan membawa 7.000 ton biji-bijan, lebih besar dari yang disebutkan pejabat Kementerian Luar Negeri Ukraina.
Perusahaan transportasi dan logistik, KTZ Express mengonfirmasi Zhibek Zholy merupakan kapal milik perusahaan itu. Namun KTZ Express mengaku kapal itu telah diambil alih perusahaan Rusia Green Line, yang tidak masuk ke dalam daftar sanksi Barat.
Perusahaan ini menambahkan, pihaknya sedang berkonsultasi dengan pihak-pihak terkait dan akan mematuhi sanski serta pembatasan yang telah ditetapkan.
Sejak invasi dimulai pada 24 Februari lalu, Ukraina menuduh Rusia mencuri gandum dari wilayah yang Moskow duduki. Pemerintah Rusia telah membantah tuduhan tersebut.
Duta Besar Ukraina untuk Turki, Vasily Bodnar mengatakan pada awal Juni, Turki menerima gandum yang dicuri Rusia dari Ukraina. Bodnar menambahkan, dia telah meminta bantuan Turki untuk mengidentifikasi dan menangkap orang-orang yang bertanggung jawab atas dugaan tersebut.
Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu bulan lalu mengatakan, Turki sedang menyelidiki laporan tersebut. Namun sejauh ini, penyelidikan tersebut belum menemukan dugaan curian yang diklaim Ukraina.
Baca juga: Putin: Sanksi Barat Semakin Memperkuat Penyatuan Rusia-Belarusia
Perang di Ukraina telah memicu krisis pangan global, mendorong PBB untuk mengajukan rencana untuk membuka kembali rute ekspor dari Odesa dan pelabuhan Ukraina lainnya.
Turki telah berjanji akan bekerja sama dalam membangun koridor di Laut Hitam untuk memungkinkan Ukraina melakukan ekspor.
Namun para kritikus khawatir, Rusia akan memanfaatkan koridor tersebut untuk melancarkan serangan ke pelabuhan Odesa.