PM Inggris Boris Johnson, dari Populer Jadi Orang Terbuang, Kini Mengundurkan Diri Buntut Skandal
Dulu populer, kini PM Inggris Boris Johnson jadi orang terbuang usai anggota parlemen berpaling mendukungnya. Kini ia mengundurkan diri.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengumumkan ia mengundurkan diri, Kamis (7/7/2022).
Pengumuman ini disampaikan Johnson usai dirinya kehilangan dukungan secara dramatis dari para menteri dan sebagian besar anggota parlemen Konservatif.
Namun, Johnson mengatakan ia akan tetap menjabat sebagai Perdana Menteri Inggris sampai penggantinya dipilih.
Dikutip dari Reuters, kepopuleran Johnson menurun drastis, menjadikannya seperti orang 'terbuang'.
Di awal ia menjabat sebagai Perdana Menteri Inggris pada tiga tahun lalu, Johnson berjanji untuk mewujudkan Brexit dan menyelamatkannya dari perselisihan pahit, buntut dari referendum tahun 2016.
Sejak itu, beberapa anggota Partai Konservatif mendukung Johnson secara antusias.
Baca juga: PM Inggris Boris Johnson Awalnya Tak Mau Mundur karena Mandat Kolosal, Lantas Muncul Desakan
Sementara anggota yang lain, meskipun keberatan, tetap mendukung Johnson karena mampu menarik sebagian pemilih yang biasanya menolak partai mereka.
Hal itu terbukti pada Desember 2019.
Namun, pendekatan pemerintahan Johnson yang agresif dan sering kacau, serta serangkaian skandal yang mengikutinya, membuat anggota parlemen berpaling.
Sedangkan, jajak pendapat menunjukkan ia tak lagi populer di masyarakat.
Puncak dari skandal Johnson baru-baru ini meletus setelah anggota parlemen, Chris Pincher, diberhentikan karena tuduhan telah melakukan pelecehan terhadap pria di klub pribadi.
Johnson harus meminta maaf karena telah mengetahui bahwa Pincher telah menjadi subjek pengaduan pelecehan seksual di masa lalu.
Kasus Pincher ini menyusul skandal dan kesalahan langkah Johnson lainnya selama berbulan-bulan, termasuk laporan yang memberatkan tentang pesta mabuk-mabukan di kediamannya dan kantornya di Downing Street, dimana kegiatan itu melanggar aturan lockdown Covid-19.
Ia pun berujung didenda oleh polisi atas pesta ulang tahunnya yang ke-56.