Berencana Serang Balik Pasukan Rusia, Ukraina Minta Penduduk untuk Tinggalkan Kherson
Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk meminta warga sipil di kota Kherson yang diduduki Moskow untuk segera mengungsi
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, KYIV - Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk pada Minggu (10/7/2022), meminta warga sipil di kota Kherson yang diduduki Moskow untuk segera mengungsi. Angkatan bersenjata Ukraina bersiap menyerang balik pasukan Rusia di kota tersebut.
Ukraina kehilangan kendali atas sebagian besar wilayah di kota Kherson, pada minggu-minggu pertama setelah invasi Rusia pada 24 Februari lalu.
Kota yang berada di selatan Ukraina ini merupakan pelabuhan penting di Laut Hitam dan di Sungai Dnipro, serta rumah bagi industri pembuatan kapal besar.
Baca juga: 12 Perwira Rusia Termasuk Seorang Jenderal dan Kolonel Tewas Oleh Serangan HIMARS di Kherson
"Jelas akan ada pertempuran, akan ada penembakan artileri dan karena itu kami mendesak (orang) untuk segera mengungsi," kata Iryna Vereshchuk, yang dikutip dari Reuters.
Vereshchuk tidak mengatakan kapan tepatnya pasukan Ukraina akan melakukan serangan balasan tersebut.
"Saya tahu pasti bahwa tidak boleh ada perempuan dan anak-anak di sana, dan mereka tidak boleh menjadi tameng manusia," ujarnya.
Pihak berwenang Kherson yang didirikan di Rusia mengatakan mereka ingin mengadakan referendum untuk memisahkan diri dari Rusia, namun mereka belum menetapkan tanggal.
Putin Ancam akan Gunakan Nuklir
Penulis dan seorang analis Rusia Andrey Piontkovsky mengutip ucapan mantan pemimpin redaksi, pembawa acara dan pemilik stasiun radio Rusia yang baru-baru ini dilarang beroperasi Echo of Moscow, Alexei Venediktov yang mengatakan pemimpin Rusia Vladimir Putin mengancam akan menggunakan senjata nuklir jika Ukraina merebut kembali Kherson.
“Putin akan bereaksi terhadap upaya untuk merebut Kherson sebagai ancaman eksistensial ke Rusia – karena dia menganggap itu sudah menjadi bagian dari Rusia – dan akan siap untuk menggunakan senjata nuklir,” kata Piontkovsky yang dilansir dari Yahoo News.
Piontkovsky menambahkan, Venediktov adalah sumber yang terpercaya karena ia dikenal memiliki hubungan dengan banyak pejabat Kremlin.
Baca juga: Pasukan Rusia Culik Wali Kota Kherson Ihor Kolykhaiev
“Venediktov tidak bisa memikirkannya sendiri – dia terlalu peduli dengan perannya sebagai perwakilan masyarakat sipil (di antara para elit Rusia),” kata Piontkovsky.
Kota Kherson memiliki populasi sekitar 300.000 jiwa sebelum invasi Rusia ke Ukraina dimulai. Belum diketahui berapa banyak penduduk Kherson saat ini.