Bantuan Makanan Pokok 220.000 Kg Beras dan 3.000 Kg Susu Bubuk dari India Tiba di Sri Lanka
Pengiriman pertama bantuan pangan dari pemerintah India berupa susu bubuk dan beras tiba di Sri Lanka.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, COLOMBO - Pengiriman pertama bantuan pangan dari pemerintah India ke Distrik Anuradhapura di Sri Lanka telah tiba baru-baru ini.
Kiriman yang terdiri dari 3.000 kilogram (kg) susu bubuk dan 220.000 kg beras diterima oleh Agen Pemerintah Anuradhapura, Janaka Jayasundara di Stasiun Talawa.
Dikutip dari laman www.dailynews.lk, Sabtu (23/7/2022), Jayasundara mengatakan bahwa di bawah program bantuan makanan pokok India, 2 juta kg beras dan 11.250 kg susu bubuk secara keseluruhan telah dialokasikan ke Distrik Anuradhapura.
Baca juga: Sri Lanka Melantik Dinesh Gunawardena sebagai Perdana Menteri Baru
Beras itu pun akan dibagikan kepada 200.000 keluarga berpenghasilan rendah terpilih di tingkat Sekretariat Divisi.
Dengan rincian, masing-masing keluarga mendapatkan 10 kg beras.
Sedangkan pemberian susu bubuk dibatasi hanya untuk ibu hamil dan ibu menyusui, termasuk keluarga miskin yang memiliki anak berusia di bawah 5 tahun.
Konsinyasi pertama didistribusikan di divisi Talawa dan Thambuththegama.
Sementara itu tarif kereta api di Sri Lanka akan dinaikkan mulai Sabtu (23/7/2022) dini hari waktu setempat.
Dengan demikian, semua tarif tiket kereta api di negara yang bangkrut itu akan dinaikkan sebesar 50 persen.
Dikutip dari laman www.dailynews.lk, Sabtu (23/7/2022), Juru bicara dari Departemen Kereta Api mengatakan bahwa tarif minimum untuk kompartemen kelas ekonomi akan ditingkatkan menjadi 20 rupee Sri Lanka.
Baca juga: Sri Lanka Tolak Pemimpin Baru: Ranil Wickremesinghe Bukan Presiden Kami, Dia Lebih Licik
Sedangkan tarif minimum untuk kompartemen kelas kedua akan ditingkatkan menjadi 50 rupee Sri Lanka.
Kemudian tarif minimum untuk kompartemen kelas pertama akan ditingkatkan menjadi 100 rupee Sri Lanka.
Perusahaan kereta api hanya mengenakan biaya 20 hingga 24 persen dari tarif bus.
Ini mengindikasikan bahwa kenaikan tarif kereta api ini kurang dari setengah dari tarif bus yang ada.
Sejalan dengan kenaikan tarif kereta api, biaya angkutan bahan bakar dan barang pun turut mengalami kenaikan.
Sementara itu, belanja Departemen meningkat drastis seiring dengan kenaikan harga solar.
"Tapi tidak ada peningkatan besar dalam pendapatan kami. Penumpang sudah menggunakan layanan ini dengan biaya minimal," kata Juru bicara tersebut.