Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sebagian Kecil Warga Jepang Menentang Pemakaman Kenegaraan Abe, Mulai Munculkan Kejelekan

Sebagian kecil orang mulai menentang upacara  pemakaman kenegaraan mantan PM Jepang Shinzo Abe tanggal 27 September 2022 yang telah diputuskan kabinet

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Sebagian Kecil Warga Jepang Menentang Pemakaman Kenegaraan Abe, Mulai Munculkan Kejelekan
Foto Sekitan.jp
Aktivis LSM Indonesia dan Jepang unjuk rasa meminta penghentian proyek pembangkit listrik tenaga batu bara di depan Kementerian Luar Negeri Jepang di Kasumigaseki tanggal 23 Maret 2017 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO  - Sebagian kecil orang mulai menentang upacara  pemakaman kenegaraan mantan PM Jepang Shinzo Abe tanggal 27 September 2022 yang telah diputuskan kabinet Jepang baru-baru ini, mulai memunculkan kejelekan Abe.

Salam satunya wartawan lepas Rei Shiba (Red.: Apakah nama asli atau tidak belum tahu), menulis opininya dengan judul,  "Pencapaian  diplomatik "hitam" Abe - apakah itu cocok untuk pemakaman kenegaraan?"

Dalam opininya tersebut muncul pulalah kasus pembangkit listrik tenaga batu bara di Indramayu Jawa Barat yang dianggapnya sebagai kegagalan diplomasi luar negeri  Abe selama menjabat sebagai PM Jepang.

"Pada bulan Maret 2017, warga di sekitar lokasi pembangunan dan LSM lokal yang mendukung mereka mengunjungi Jepang untuk memprotes," tulisnya.

Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Batubara Indramayu di Jawa Barat, Indonesia yang dipimpin oleh JICA.

Permintaan untuk menangguhkan pembiayaan publik dari Jepang untuk proyek tersebut ditandatangani oleh 280 organisasi di 47 negara di seluruh dunia, tambahnya.

Berita Rekomendasi

Wartawan lepas itu juga memusatkan perhatian dirinya pada masalah lingkungan hidup, hak asasi manusia, perang dan perdamaian.

Itulah sebabnya berbagai pemberitaan terkait hal-hal tersebut dimuatnya ke dalam tulisannya.

Di bagian akhir tulisannya dia menuliskan dirinya sebagai berikut.

Seorang jurnalis yang aktif di berbagai bidang, termasuk liputan di tempat di daerah konflik seperti Palestina dan Irak, liputan pembangkit listrik tenaga nuklir dan energi terbarukan, pelanggaran hak asasi manusia terhadap penduduk asing di Jepang karena imigrasi, pangkalan militer AS masalah, kemiskinan dan kesenjangan, dll.

Berkontribusi pada majalah mingguan, surat kabar, kantor berita, dll., dan menyediakan video ke stasiun TV. Buku-bukunya termasuk "Pengungsi Sakoku Jepang", "Masalah Lingkungan dari 13 Tahun" (Kamogawa Shuppan), dan "Fight! "Deklarasi Jurnalis" (Kritik Sosial), ikut menulis "Nuclear Power Dependent Nation" (Fusosha Publishing), "20 Issues to Verify the Iraq War" (Buku Bersama), dll.

Sementara itu beasiswa (ke Jepang), belajar gratis di sekolah bahasa Jepang di Jepang, serta upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif . Tak lupa cash in back Rp.10 juta bagi murid Pandan College. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas