Rusia Tuding Ukraina Telah Bunuh Tawanan Perang dengan HIMARS
Rusia menyalahkan Kyiv atas serangan yang menghantam sebuah penjara di wilayah Ukraina timur.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Hendra Gunawan
Menteri Luar Negeri Latvia Edgars Rinkevics menuduh Rusia menembaki pusat penahanan di Republik Rakyat Donetsk, dan meminta Uni Eropa untuk menangguhkan visa turis bagi warga Rusia.
Latvia baru-baru ini mengusulkan serangkaian tindakan garis keras terhadap Moskow, termasuk memaksa warga Rusia biasa untuk mencela pemerintah mereka.
Dalam sebuah tweet pada hari Sabtu, Rinkevics menuduh Rusia melakukan “pembunuhan brutal terhadap tawanan perang Ukraina,” merujuk pada penembakan fatal terhadap sebuah pusat penahanan di Republik Rakyat Donetsk (DPR) pada hari Jumat.
Fasilitas tersebut menampung anggota Batalyon Neo-Nazi Azov Ukraina yang menyerah kepada pasukan Rusia dan Donbass di Mariupol pada bulan Mei. Lima puluh tawanan perang ini tewas dalam pemogokan tersebut.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa serangan itu dilakukan oleh militer Ukraina menggunakan peluncur roket HIMARS buatan AS. Pihak berwenang DPR menuduh Ukraina mengebom fasilitas itu untuk menghentikan para tahanan Azov bersaksi tentang dugaan kejahatan perang unit mereka.
AS dan PBB telah menolak untuk menyalahkan kedua pihak atas serangan itu, dengan alasan kurangnya informasi.
Terlepas dari itu, Rinkevics meminta UE untuk menunjuk Rusia sebagai “sponsor negara terorisme,” sesuatu yang belum diindikasikan oleh blok itu untuk dilakukan.
Di Washington, Departemen Luar Negeri AS secara eksplisit menolak untuk menerapkan label semacam itu ke Rusia, karena hal itu akan mengganggu pembebasan sanksi.