Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kremlin: Tak Bisa Disangkal AS Terlibat Langsung Pada Perang Rusia-Ukraina

Presiden AS Joe Biden menginginkan Ukraina mengalahkan Rusia dan berjanji akan terus memasok senjata ke Kyiv.

Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Kremlin: Tak Bisa Disangkal AS Terlibat Langsung Pada Perang Rusia-Ukraina
Media Sosial/TASS/RIA Novosti
Pasukan Ukraina menggempur Novaya Kakhovka, sebuah kota di wilayah Kherson Ukraina yang dikendalikan oleh pasukan Rusia. Serangan itu disebut-sebut menggunakan rudal HIMARS buatan AS. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo

TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA – Rusia pada hari Selasa (2/8) mengeluarkan pernyataan bahwa pihaknya menuduh Amerika Serikat telah terlibat secara langsung dalam perang di Ukraina.

Kementerian Pertahanan Rusia juga menyebut seorang wakil kepala intelijen militer Ukraina yang telah mengakui bahwa Washington telah mengoordinasikan serangan rudal HIMARS.

"Semua ini tidak dapat disangkal dan telah membuktikan bahwa Washington terlibat langsung dalam konflik di Ukraina," kata kementerian pertahanan Rusia yang dikutip oleh Reuters, Rabu (3/8/2022).

Presiden AS Joe Biden menginginkan Ukraina mengalahkan Rusia dan berjanji akan terus memasok senjata ke Kyiv.

Baca juga: Kremlin Jamin Tak Gunakan Nuklir di Konflik Ukraina, Ini Kondisi Yang Bikin Rusia Gunakan Bom Kiamat

Di sisi lain, para pejabat AS menolak konfrontasi secara langsung antara tentara AS dan Rusia.

Rusia kemudian mengatakan, pemerintahan Biden bertanggung jawab atas serangan rudal terhadap sasaran sipil di daerah-daerah yang dikendalikan oleh pasukan yang didukung Rusia di Ukraina timur.

Berita Rekomendasi

"Pemerintahan Biden bertanggung jawab langsung atas semua serangan roket yang disetujui Kyiv di daerah pemukiman dan infrastruktur sipil di Donbas dan daerah lain, yang telah mengakibatkan kematian massal warga sipil," kata Kementerian Pertahanan Rusia.

Sementara itu, Rusia dan Barat membingkai konflik di Ukraina dengan sangat berbeda.

Putin menyebut "operasi militer khusus" yang selama ini telah dia lancarkan ke Ukraina sebagai bagian dari pertempuran eksistensial dengan Barat yang hasilnya akan membentuk kembali tatanan politik global.

Sedangkan Kyiv dan sekutu Baratnya mengatakan bahwa klaim Putin tidak berdasar dan tidak ada pembenaran untuk melancarkan perang tanpa alasan melawan negara berdaulat.

Baik Rusia maupun Ukraina tidak mengungkapkan kerugian selama berlangsungnya konflik tersebut.

Secara terpisah, Intelijen AS memperkirakan sekitar 15.000 orang Rusia telah tewas sejauh ini dalam perang di Ukraina, atau bisa dikatakan sama dengan jumlah korban tewas Soviet selama pendudukan Moskow di Afghanistan pada 1979-1989.

Bantuan Tambahan Senjata Buatan AS dan Jerman

Pada hari Selasa (2/8) Ukraina kembali menerima bantuan tambahan berupa sistem peluncur roket ganda buatan Jerman dan AS.

Baca juga: Oleksiy Vadatursky, Pebisnis Biji-bijian Ukraina Tewas Terkena Serangan Rudal Rusia di Kota Mykolaiv

Mengutip dari Reuters, Menteri Pertahanan Ukraina, Oleksii Reznikov menyebut pemberian bantuan tambahan itu sebagai bagian dari serangkaian pengiriman senjata berat presisi tinggi yang telah dijanjikan oleh sekutu untuk Ukraina.

Sebelumnya, Ukraina juga telah menerima tambahan empat sistem roket artileri mobilitas tinggi (HIMARS) buatan AS.

Selain itu, militer Ukraina juga telah menerima tiga MARS II MLRS, versi Jerman dari M270 Multiple Launch Rocket System buatan AS. Pengiriman itu diumumkan oleh Christina Lambrecht, menteri pertahanan Jerman pada 26 Juli.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas