Ketegangan China-Taiwan Meningkat Imbas Kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi, Inilah yang Terjadi
China gelar latihan militer akbar di sekitar Taiwan sebagai balasan atas kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke pulau itu, rudal turut ditembakkan.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Ketegangan di kawasan Taiwan meningkat setelah kunjungan Ketua DPR Amerika Serikat (AS), Nancy Pelosi.
China menggelar latihan militer terbesar di sekitar Taiwan, dengan menembakkan rudal balistik dan mengerahkan puluhan jet tempur serta kapal perang.
Kunjungan Nancy Pelosi ke Taiwan dinilai Beijing sebagai tindakan provokasi oleh Amerika Serikat terhadap kedaulatan China.
Latihan militer yang digelar sejak Kamis (4/8/2022), dikatakan bertujuan untuk menunjukkan tekad China menegakkan "kedaulatan dan integritas teritorialnya", lapor Al Jazeera.
Berikut serangkaian peristiwa yang terjadi terkait ketegangan China-Taiwan, dilansir The Guardian:
1. Latihan Militer
Baca juga: Nancy Pelosi ke Taiwan Catatkan Rekor, Penerbangan Paling Banyak Dilacak di Dunia hingga Server Eror
China memulai hari kedua latihan penembakan jarak jauh dalam rangkaian latihan militernya di kawasan Taiwan.
Adapun rudal balistik yang diluncurkan di dekat pulau, ternyata beberapa di antaranya mendarat di perairan Jepang.
Latihan militer melibatkan roket, helikopter serang, dan kapal perang.
China melakukan latihan militer dalam jarak yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan Taiwan.
Menurut laporan, latihan dilakukan di enam titik mengelilingi Taiwan.
Akibatnya, semua kapal dan pesawat diimbau tidak memasuki wilayah laut dan udara.
2. AS Kecam China
AS mengutuk peluncuran rudal dan menilai China bereaksi berlebihan.
"China memilih untuk bereaksi berlebihan dan menggunakan kunjungan pembicara (Nancy Pelosi) sebagai dalih untuk meningkatkan aktivitas militer yang provokatif di dalam dan sekitar Selat Taiwan," kata juru bicara Gedung Putih, John Kirby.
Kirby memperingatkan China soal risiko kesalahan fatal selama latihan peluncuran rudal, yang dapat memicu konflik.
Menlu AS Antony Blinken juga berharap Beijing tidak akan membuat krisis atau berpura-pura untuk meningkatkan aksi militernya di sekitar Taiwan.
3. Peringatan Internasional
Para menteri luar negeri ASEAN, menyerukan "pengekangan maksimum" tanpa menyebutkan nama AS atau China, dalam forum di Kamboja.
Pemerintah asing dan kelompok multilateral termasuk G7 dan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) mengutuk permusuhan dan menyerukan ketenangan.
4. Rudal Jatuh di Jepang
Jepang melaporkan adanya lima dari 11 rudal balistik Dongfeng jatuh ke zona ekonomi eksklusifnya (ZEE), yang membentang 370 km dari pantai Jepang.
Jepang juga berspekulasi bahwa empat rudal terbang di atas Taipei, ibu kota Taiwan, menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh kedutaan AS.
5. Rudal China Tak Timbulkan Ancaman
Di sisi lain, Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan rudal-rudal China terbang tinggi ke atmosfer dan bukan merupakan ancaman bagi pulau itu.
Dalam pernyataannya, Kementerian mengatakan tidak akan mengungkapkan jalur penerbangan rudal tersebut, karena masalah intelijen.
Sebelumnya, 11 rudal balistik Dongfeng China dilaporkan telah ditembakkan di perairan sekitar pulau itu.
Taiwan juga mengerahkan jet pada Kamis (4/8/2022) untuk memperingatkan 22 pesawat China di zona pertahanan udaranya, kata kementerian.
Seluruh 22 pesawat China melintasi garis tengah Selat Taiwan, kata sebuah pernyataan kementerian.
Diketahui, China terakhir kali menembakkan rudal ke perairan sekitar Taiwan pada tahun 1996.
Sebelumnya, serangan siber menargetkan situs web kementerian pertahanan, kementerian luar negeri, dan kantor kepresidenan di Taiwan buntut kunjungan Pelosi.
Baca juga: Presiden Korea Selatan Dituduh Hindari Ketua DPR AS Nancy Pelosi, Bentuk Upaya Tenangkan China
Baca juga: China Klaim Lakukan Serangan Rudal Presisi di Selat Taiwan
6. Peringatan dari Taiwan
Pemimpin Taiwan, Tsai Ing-wen, mendesak Beijing untuk menahan diri.
Ia menegaskan Taiwan tidak akan meningkatkan konflik tetapi akan "dengan tegas membela kedaulatan kita, keamanan kita & demokrasi kita".
7. Masalah Internal
China menegaskan ketegangan yang terjadi di Taiwan adalah urusan internal.
"Hukuman kami terhadap orang-orang yang pro-kemerdekaan Taiwan, kekuatan eksternal, masuk akal, sah," kata Kantor Urusan Dewan Negara Taiwan di Beijing.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)