Taiwan Tolak Gagasan Pembentukan ‘Satu Negara Dua Sistem’ yang Diusulkan China
Hubungan antara China dan Taiwan mulai memanas setelah ketua DPR AS Nancy Pelosi mengunjungi Taipei pada pekan lalu.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, TAIPEI – Taiwan telah menolak gagasan mengenai pembentukan "satu negara, dua sistem" yang diusulkan oleh China.
“Hanya rakyat Taiwan yang dapat memutuskan masa depannya,” kata Joanne Ou, juru bicara kementerian luar negeri Taiwan yang dikutip oleh Straits Times, Kamis (11/8/2022).
“China menggunakan kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taipei sebagai alasan untuk menciptakan normalitas baru dan mengintimidasi rakyat Taiwan,” tambah Ou.
Dalam sebuah buku putih yang diterbitkan pada hari Rabu (10/8), Kantor Urusan Taiwan-China mengatakan bahwa Beijing tidak akan meninggalkan penggunaan kekuatan terhadap tetangganya dan mencadangkan opsi untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan.
"Kami siap untuk menciptakan ruang yang luas untuk reunifikasi damai, tetapi kami tidak akan meninggalkan ruang untuk kegiatan separatis dalam bentuk apa pun," ungkap Ou.
Sebelumnya, hubungan antara China dan Taiwan mulai memanas setelah ketua DPR AS Nancy Pelosi mengunjungi Taipei pada pekan lalu.
China kemudian merespon kunjungan Pelosi dengan mengadakan latihan militer besar-besaran di sekitar Taiwan.
Sementara itu, Taiwan pada kamis (11/8) pagi mengadakan serangkaian latihan militer dengan menembakkan howitzer sebagai bagian dari latihan pertahanan.
Juru bicara Korps Angkatan Darat Taiwan, Lou Woei-jye mengatakan bahwa latihan itu dimulai pada pukul 08.30 waktu setempat dan berlangsung sekitar satu jam.
"Kami memiliki dua tujuan untuk latihan tersebut, yang pertama adalah untuk melihat kondisi artileri serta menjamin perawatannya dan yang kedua adalah untuk mengonfirmasi hasil tahun lalu," kata Lou.
Latihan terbaru itu dilakukan setelah militer China mengindikasikan latihannya sendiri telah berakhir pada Rabu (10/8), dengan mengatakan pasukannya berhasil menyelesaikan berbagai tugas di Selat Taiwan sambil bersumpah untuk terus berpatroli di perairannya.
Namun dalam pengumuman yang sama, China menambahkan bahwa mereka akan terus melakukan latihan militer dan mempersiapkan perang.
Secara terpisah, Taiwan juga secara rutin menggelar latihan militer untuk mensimulasikan pertahanan terhadap invasi China.