POPULER Internasional: Taiwan Pamer Senjata Howitzer | 8 Ledakan di Lapangan Udara Belarusia
Rangkuman berita populer Internasional, di antaranya Taiwan memamerkan senjata Howitzer setelah China akhiri latihan militer.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - Taiwan memamerkan senjata Howitzer setelah China akhiri latihan militer, menjadi salah satu berita populer Tribunnews di kanal Internasional.
Berita lainnya, Menhan Inggris yakin Rusia akan gagal setelah 26 negara bantu Ukraina dalam bentuk senjata dan dana.
Di sisi lain, setidaknya 8 ledakan terjadi di pangkalan udara Belarusia yang diduga menjadi tempat latihan militer pasukan Rusia.
Selengkapnya, berikut berita populer Internasional dalam 24 jam terakhir.
1. Taiwan Pamer Kecanggihan Senjata Howitzer Usai China Akhiri Latihan Militer
Sehari setelah China mengakhiri latihan militer terbesarnya di sekitar Selat Taiwan, angkatan perang Taipei justru kembali melangsungkan latihan tembak-menembak pada Kamis (11/8/2022).
Baca juga: Taiwan dan Lithuania Siap Tandatangani Pakta Layanan Udara
Latihan tersebut merupakan kali kedua yang digelar angkatan perang Taiwan.
Mengutip laporan France24, latihan tembak ini dilakukan di wilayah paling selatan Taiwan tepatnya di sekitar kawasan Pingtung, pukul 08.30 waktu setempat.
Meski hanya berlangsung selama satu jam, namun Lou Woei-jye juru bicara Korps Angkatan Darat Kedelapan Taiwan menyebut bahwa latihan akbar tersebut digelar negaranya dengan menerjunkan ratusan tentara, pasukan penembak senjata jarak jauh dan senjata suar.
Selain senjata di atas, Taiwan juga turut mengeluarkan beberapa senjata artileri yang disusun secara sejajar di pinggir pantai Pingtung. Tampak pula tentara bersenjata Taiwan menembakkan rudal dari arteri Howitzer ke arah laut perbatasan.
2. Dubes Ukraina Sebut Putin Bakal Lebih Berani Jika Dukungan AS dan Sekutu Melemah
Duta Besar Ukraina untuk Amerika Serikat (AS), Oksana Markarova memperingatkan AS dan sekutu agar tidak lelah mendukung Ukraina melawan Rusia.
Ia menilai, Presiden Rusia Vladimir Putin bisa melakukan tindakan yang lebih jauh jika dukungan untuk Ukraina melemah.