Batal Beli Pesawat Tempur dari Rusia, Filipina Pilih Helikopter Chinook Besutan AS
Filipina mengatakan bahwa angkatan militernya tengah melangsungkan kesepakatan impor helikopter Chinook dari Amerika
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, MANILA – Filipina mengatakan bahwa angkatan militernya tengah melangsungkan kesepakatan impor helikopter Chinook dari Amerika Serikat, Senin (15/8/2022).
Pembelian armada Chinook dilakukan Filipina setelah pemerintah secara resmi membatalkan kesepakatan kontrak pembelian 16 heli militer Mi-17 asal Rusia, senilai 12,7 miliar peso atau sekitar 227,35 juta dolar AS.
Hal tersebut dilakukan Filipina dengan tujuan untuk menghindari sanksi AS dan para sekutunya.
Baca juga: Mantan Presiden Filipina Fidel Ramos Meninggal di Usia 94 Tahun, Punya Julukan Steady Eddie
"Pembatalan kontrak ini terutama dipicu oleh perang di Ukraina. Meskipun ada sanksi yang diharapkan datang dari Amerika Serikat dan negara-negara barat, jelas bukan kepentingan kami untuk melanjutkan dan mengejar kontrak ini," Duta Besar Jose Manuel Romualdez mengatakan kepada wartawan dalam forum virtual.
Sebelum Filipina membatalkan kontrak kerjasama dengan Rusia, sejumlah pabrik senjata asal Moskow diketahui tengah mendapatkan sanksi ekspor dari AS.
Munculnya sanksi tersebut yang membuat negara – negara importir senjata dari Moskow mulai mengurangi jumlah pembelian armada perang dari Rusia, bahkan beberapa dari mereka nekat memutus kontrak impor, demi menghindari efek riak sanksi invasi.
“Amerika Serikat juga telah bersedia untuk melakukan pemeliharaan pada suku cadang, lewat beberapa pertimbangan tersebut Filipina akhirnya memilih heli Chinooks dibanding heli Mi-17 buatan Rusia," ucap Romualdez, dikutip dari Reuters.
Usai melangsungkan kesepakatan pembelian Chinooks, rencananya heli tersebut akan digunakan Filipina untuk menunjang modernisasi perangkat keras angkatan militernya, yang saat ini sudah ketinggalan zaman.
Tak hanya itu heli buatan AS ini juga akan dipakai untuk membantu kesiapsiagaan tenaga medis dalam mengevakuasi korban bencana alam.
Menurut presiden baru Filipina Ferdinand Marcos Jr, dengan pembelian tersebut kini hubungan Manila dengan Washington mulai kembali terjalin mesra.
Rencananya untuk meningkatkan kerjasama bilateral, Filipina juga tengah menekan kontrak kerjasama dibidang manufaktur, infrastruktur digital dan energi bersih, termasuk tenaga nuklir modular.