Darya Dugina Putri Sekutu Dekat Presiden Vladimir Putin Tewas dalam Serangan Bom Mobil
Darya Dugina putri sekutu dekat Presiden Vladimir Putin, filsuf Alexander Dugin, tewas dalam serangan bom mobil pada Sabtu malam (20/8/2022).
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Putri sekutu dekat Presiden Vladimir Putin tewas dalam serangan bom mobil pada Sabtu malam (20/8/2022).
Dikutip France24, pada Minggu (21/8/2022) penyidik negara tersebut membeberkan Darya Dugina, anak perempuan filsuf Alexander Dugin meninggal dunia setelah alat peledak meledak di mobil Toyota Land Cruiser yang dia tumpangi.
Kantor berita negara Rusia TASS mengutip Andrei Krasnov, seseorang yang mengenal Dugina, yang mengatakan kendaraan itu milik ayahnya dan bahwa dia mungkin adalah sasaran yang dituju.
Ayah dan anak perempuannya menghadiri sebuah festival di luar Moskow.
Dugin memutuskan untuk berganti mobil pada menit terakhir, lapor surat kabar pemerintah Rusia Rossiiskaya Gazeta.
Tayangan TV yang menyertai pernyataan itu menunjukkan penyelidik mengumpulkan puing-puing dan pecahan dari tempat ledakan terjadi.
Baca juga: Republik Ceko Dukung Larangan Visa Uni Eropa untuk Rusia
Jurnalis dan pakar politik
Penyidik, yang menyebut Darya Dugina sebagai jurnalis dan pakar politik, mengatakan mereka telah membuka kasus pembunuhan dan akan melakukan pemeriksaan forensik untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi.
Mereka mengatakan sedang mempertimbangkan "semua versi" untuk mencari tahu siapa yang bertanggung jawab atas kejahatan itu.
Pengaruh Dugin
Pengaruh Dugin, yang ada dalam daftar sanksi AS , atas Presiden Rusia Vladimir Putin telah menjadi subyek spekulasi.
Beberapa pengamat Rusia menyatakan bahwa pengaruhnya signifikan dan yang lain menyebutnya minimal.
Baca juga: UPDATE Perang Rusia Vs Ukraina Hari ke-179: Zelensky Minta Warganya Waspada Jelang Hari Kemerdekaan
Darya Dugina, yang juga menggunakan nama keluarga Platonova dan dilaporkan oleh media pemerintah Rusia berusia 30 tahun.
Secara luas mendukung gagasan ayahnya dan muncul di TV pemerintah dengan haknya sendiri untuk menawarkan dukungan bagi tindakan Rusia di Ukraina.