Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Minim Bantuan, Korban Banjir Pakistan di Pengungsian Semakin Putus Asa

(PM) Pakistan Shehbax Sharif mengatakan bahwa bencana banjir yang terlihat di provinsi Sindh ternyata lebih besar dari yang diperkirakan.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Minim Bantuan, Korban Banjir Pakistan di Pengungsian Semakin Putus Asa
AFP/ABDUL MAJEED
Gambaran umum tentang banjir di Mingora, sebuah kota di Lembah Swat utara Pakistan setelah hujan deras monsun pada 27 Agustus 2022. - Ribuan orang yang tinggal di dekat sungai yang banjir di utara Pakistan diperintahkan untuk mengungsi pada 27 Agustus sebagai korban tewas dari hujan monsun yang menghancurkan mendekati 1.000 tanpa akhir yang terlihat dari banjir. (Photo by Abdul MAJEED / AFP) 

TRIBUNNEWS.COM, ISLAMABAD - Perdana Menteri (PM) Pakistan Shehbax Sharif mengatakan bahwa bencana banjir yang terlihat di provinsi Sindh ternyata lebih besar dari yang diperkirakan.

Hal ini ia sampaikan setelah mengunjungi daerah yang dilanda banjir di provinsi Sindh yang memiliki curah hujan hampir 8 kali rata-rata curah hujan pada Agustus.

Dikutip dari laman BBC, Senin (29/8/2022), banjir itu telah menewaskan hampir 1.000 orang di seluruh Pakistan sejak Juni lalu, sementara ribuan orang kehilangan tempat tinggal dan jutaan lainnya terkena dampak.

Hingga saat ini, masih ada orang-orang yang terlantar pada tiap desa.

Warga Pakistan menggambarkan peristiwa ini sebagai bencana terburuk yang pernah mereka alami.

Banjir memang sering terjadi di Pakistan, namun warga di negara tersebut mengatakan bahwa hujan kali ini berbeda, intensitasnya lebih dari apapun yang pernah terlihat.

Baca juga: 1.000 Orang Tewas dalam Banjir Bandang di Pakistan, Kemlu Ungkap Kondisi WNI

Sementara itu di dekat kota Larkana, ribuan rumah telah tenggelam.

Berita Rekomendasi

Saat di satu desa sangat membutuhkan makanan. Di tempat lainnya, banyak anak telah mengembangkan penyakit yang ditularkan melalui air.

Mirisnya, saat sebuah truk bergerak menepi, puluhan orang pun langsung berlari ke arah truk itu.

Bahkan anak-anak yang membawa anak lainnya turut berjalan ke arah antrean panjang.

Seorang gadis berusia 12 tahun mengatakan bahwa ia dan adik bayinya belum makan selama sehari.

"Tidak ada makanan yang dikirim ke sini, adik perempuan saya saat ini sakit, dia muntah. Saya harap mereka bisa membantu," kata gadis itu.

Pada Jumat lalu, PM Sharif mengatakan 33 juta orang atau sekitar 15 persen populasi negara itu telah dilanda banjir.

Kerugian yang disebabkan oleh banjir musim ini, kata dia, sebanding dengan yang terjadi pada banjir tahun 2010-2011, yang dikatakan sebagai yang terburuk dalam catatan.

Negara itu pun saat ini telah meminta lebih banyak bantuan internasional.

Keputusasaan terlihat jelas diantara warga Pakistan, orang-orang tampak berlari ke arah jendela mobil untuk meminta bantuan apapun.

Pemerintah provinsi di negara itu mengatakan bahwa ini adalah 'bencana perubahan iklim' dan orang-orang Pakistan terutama di komunitas miskin, adalah kelompok yang paling parah terkena dampaknya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas