Presiden Rusia, Vladimir Putin Beri Uang Bulanan Rp 2,4 Juta untuk Pengungsi Donbas dan Ukraina
Putin memutuskan memberi uang bulanan bagi pengungsi dari Republik Rakyat Donetsk dan Luhank, serta Ukraina senilai Rp 2,4 juta
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin memutuskan memberi uang bulanan bagi pengungsi dari Republik Rakyat Donetsk dan Luhank serta Ukraina.
Dilansir TASS, kategori orang yang menerima bantuan telah ditentukan pemerintah.
Di antaranya orang cacat dan lansia di atas usia 80.
Mereka akan menerima 166 dolar AS atau Rp 2,4 juta.
Secara khusus, wanita hamil berhak atas pembayaran satu kali dalam jumlah yang sama.
Dekrit tersebut ditandatangani oleh Putin pada 27 Agustus dan mulai berlaku 1 September 2022.
Baca juga: Vladimir Putin Tambah 137.000 Tentara, Invasi Rusia ke Ukraina Semakin Masif
Pengungsi yang telah tiba di Rusia sejak 18 Februari berhak atas manfaat tersebut.
Berdasarkan keputusan tersebut, pembayaran terkait harus dilakukan hingga 31 Desember 2022.
Lebih jauh, dikutip The Guardian berikut ini beberapa pembaruan seputar peristiwa yang terjadi selama perang Rusia dan Ukraina di hari ke-187 pada Senin (29/8/2022).
Visa turis Rusia akan ditangguhkan
Menteri Luar Negeri Uni Eropa (UE) diperkirakan akan menangguhkan fasilitasi visa turis Rusia minggu depan.
Langkah UE tidak memenuhi larangan langsung tetapi akan membuat mendapatkan dokumen perjalanan jauh lebih rumit dan mahal.
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell, mengatakan larangan akan kekurangan dukungan yang diperlukan.
Baca juga: Putin Teken Dekrit untuk Tambah Pasukan, Jenderal AS: Bukti Rusia dalam Masalah di Ukraina
"Saya tidak berpikir bahwa untuk memutuskan hubungan dengan penduduk sipil Rusia akan membantu dan saya tidak berpikir bahwa ide ini akan memiliki kebulatan suara yang diperlukan," katanya kepada ORF TV Austria pada Minggu (28/8/2022).
AS: Rusia enggan akui resiko radiologis
Amerika Serikat (AS) mengatakan Rusia tidak ingin mengakui resiko radiologis yang besar di pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia Ukraina.
Washington menambahkan bahwa alasan itu memblokir rancangan akhir kesepakatan perjanjian non-proliferasi nuklir.
“Federasi Rusia memutuskan untuk memblokir konsensus pada dokumen akhir pada kesimpulan Konferensi Tinjauan Kesepuluh dari Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT)," kata pernyataan Departemen Luar Negeri AS.
"Rusia melakukannya untuk memblokir bahasa yang hanya mengakui risiko radiologis yang parah di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia di Ukraina,” imbuh pernyataan Departemen Luar Negeri AS.
Pertemuan rahasia Zelensky dan beberapa pejabat tinggi
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengadakan pertemuan rahasia dengan perwakilan sektor pertahanan dan keamanan Ukraina pada Minggu (28/8/2022).
Baca juga: UPDATE Perang Rusia Vs Ukraina Hari ke-185: Zelensky Sebut Situasi PLTN Zaporizhzhia Sangat Berisiko
"Semua masalah yang kami anggap penting, tetapi rahasia, saya tidak bisa menjelaskan secara detail," ungkap Zelensky.
Pertemuan tersebut dihadiri para Kepala Angkatan Bersenjata, Badan Intelijen, Kementerian Pertahanan, Kementerian Dalam Negeri, Dinas Keamanan Ukraina, serta Pasukan Pertahanan lainnya.
Berita lain terkait dengan Konflik Rusia Vs Ukraina
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.