TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR - Mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia Tun Dr Mahathir Mohamad dalam postingan terbaru di blognya mengecam sesama politisi yang pernah menempati jabatan yang sama di pemerintahan, Datuk Seri Najib Razak.

Najib kini sedang menjalani hukuman penjara karena tidak menerima putusan bahwa ia telah terbukti bersalah di pengadilan.

"Keberhasilan Najib lainnya dalam mengubah budaya dan nilai-nilai kehidupan Melayu adalah dengan menolak bukti yang jelas dan menerima pernyataan yang tidak berdasar," kata Mahathir.

Perlu diketahui, selama 4 tahun Najib diadili di Pengadilan Tinggi, Pengadilan Banding dan Pengadilan Federal Malaysia, berdasarkan dokumentasi dan cek yang dihadirkan dalam persidangan mengenai dana SRC yang merupakan anak perusahaan 1MDB.

Dikutip dari laman Malaymail, Rabu (31/8/2022), dana itu dimasukkan ke rekening Najib di AmBank dan dibelanjakan olehnya, namun bukti tersebut ia klaim 'palsu'.

"Ia tidak tahu tentang keberadaan uang ini, ia menghabiskan uang tanpa mengetahui keberadaan uang ini. Jika uang itu ada, itu adalah sumbangan dari Raja Arab, Apa buktinya?. Percaya saja klaim Najib, buktinya tidak perlu, bukti itu penipuan, tanya ke Jaksa Agung, Najib tidak salah," jelas Mahathir sinis.

Mahathir juga menekankan bahwa bagi Najib, semua yang ditulis Hakim adalah hal yang tidak benar karena ia mengklaim Hakim memiliki konflik kepentingan dan bias.

"Puluhan saksi memberikan keterangan tentang perbuatan Najib, dokumen dan barang bukti lainnya pun diperlihatkan. Hakim menulis 800 halaman yang diungkapkan saksi, barang bukti, dan hasil penyidikan. Satu-satunya kebenaran adalah penyangkalan yang dilakukan oleh Najib, oleh anak-anaknya dan pengacaranya. Sementara 9 hakim, 3 pengadilan, 4 tahun persidangan semuanya salah dan itu semua pencemaran nama baik bagi Najib," tegas Mahathir menyindir Najib Razak.

Baca juga: Kondisi Najib Razak di Sel Penjara: Untuk Saat Ini, Saya Sehat, Baik dan Tenang Alhamdulillah

Mahathir mengatakan bahwa Najib tidak memiliki bukti atas tuduhannya bahwa ia memiliki miliaran uang di Swiss dan Taiwan, serta bahwa anak-anaknya menjadi miliarder saat dirinya menjabat sebagai Perdana Menteri Malaysia.

Sebelumnya, Najib telah dipenjara sejak putusan Pengadilan Federal pada 23 Agustus lalu, di mana panel lima Hakim dengan suara bulat memutuskan untuk menegakkan keyakinannya, menjatuhkan denda 210 juta ringgit Malaysia dan hukuman penjara 12 tahun karena Najib terbukti menggelapkan 42 juta ringgit Malaysia milik SRC International Sdn Bhd.

Selain kasus SRC, Najib juga menghadapi 4 persidangan pidana lainnya, termasuk 2 yang belum dimulai.

Dijatuhkannya hukuman 12 tahun penjara membuat Najib menjadi mantan Perdana Menteri pertama di Malaysia yang dipenjara.