Xanana Gusmao Sebut Persahabatan Indonesia-Timor Leste Dapat Jadi Model Rekonsiliasi
Xanana Gusmao mengatakan persahabatan antara Indonesia dan Timor Leste dapat menjadi model bagi negara dalam melakukan rekonsiliasi
Penulis: Mario Christian Sumampow
Editor: Erik S
Laporan wartawan Tribunnews, Mario Christian Sumampow
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Presiden dan juga Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao mengatakan persahabatan antara Indonesia dan Timor Leste dapat menjadi model bagi negara dalam melakukan rekonsiliasi dan kerja sama global.
Ia membeberkan satu contoh tindakan rekonsiliasi yang pernah Indonesia lakukan kepada Timor Leste.
Baca juga: Bertemu Ketua Parlemen Timor Leste, Puan Maharani Dorong Bilateral Investment Treaty
Tindak tersebut ialah melalui mantan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang mengusulkan Timor Leste untuk bergabung dengan ASEAN. Dukungan ini lalu diteruskan oleh Presiden Joko Widodo.
“Ini menunjukan kepemimpinan dan komitmen kebijakan luar negeri Indonesia terhadap kerja sama regional dan persahabatan,” ujarnya dalam sambutan di webinar Refleksi 17 Agustus Politik Luar Negeri Indonesia di Mata Negara Sahabat, Rabu (31/8/2022) sore.
Lebih lanjut, Xanana Gusmao mengatakan dunia saat ini tengah berubah. Keamanan global berkurang, globalisasi mengalami kemunduruan, dan saat ini dunia sedang menghadapi ketidakstabilan iklim, kekurangan pangan, inflasi, hingga persaingan geopolitik.
Baca juga: RI Dorong Proses Keanggotaan Timor Leste ke ASEAN Berjalan Cepat
Dengan kekacauan yang makin meningkat, Indonesia ujar Xanana Gusmao diperlukan untuk turut dalam mempromosikan keamanan internasional, sama seperti ketika membantu Timor Leste.
“Sekarang kita membutuhkan Indonesia untuk memaikan peran sentral dalam urusan global dan memipin dialog regional dan internasional. Dan kami senang melihat ini sudah terjadi, tidak hanya dengan ASEAN dan PBB, tapi juga dengan G20,” ujarnya.
“Saat ini, kita membutuhkan Indonesia sebagai bangsa yang besar untuk terus berdiri tegak dan membela hukum internasional dan mempromosikan dialog antar kelompok dan negara, toleransi antar agama dan keyakian, dan perdamaian di setiap wilayah,” tambahnya,