Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Banjir di Sudan Afrika Utara Tewaskan 100 Orang dan Ribuan Orang Kehilangan Tempat Tinggal

Banjir terus menyebabkan kehancuran di Sudan, dengan lebih dari 100 orang tewas dan ribuan orang terkena dampak.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Banjir di Sudan Afrika Utara Tewaskan 100 Orang dan Ribuan Orang Kehilangan Tempat Tinggal
Twitter PBB
Per 31 Agustus, jumlah orang yang terkena #banjir di #Sudan mencapai 258 ribu. Ini adalah peningkatan 32k hanya dalam beberapa hari. Lebih dari 15 ribu rumah telah hancur dan 39 ribu rusak di 15 negara bagian, karena ketinggian air telah melampaui tingkat risiko di beberapa daerah. 

TRIBUNNEWS.COM - Banjir berkepanjangan menyebabkan kehancuran di Sudan, Afrika Utara.

Sedikitnya 100 orang dilaporkan tewas dan ribuan orang terkena dampak dari hujan lebat yang mengguyur wilayah tersebut.

Pihak berwenang menyatakan keadaan darurat di enam provinsi yang paling parah terkepung banjir di negara itu.

Dilansir Al Jazeera, kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan pada Rabu (31/8/2022) mengatakan sedikitnya 258.000 orang terkena dampak banjir di 15 dari 18 provinsi.

Hiba Morgan dari Al Jazeera, melaporkan dari Gezira, mengatakan banyak penduduk telah dipaksa keluar dari rumah mereka sejak hujan lebat melanda wilayah itu lebih dari dua minggu lalu.

“Gezira adalah salah satu negara bagian di mana pemerintah telah menyatakan bencana," tuturnya.

"Puluhan desa telah terendam di sini sejak awal musim hujan, membuat ratusan keluarga kehilangan tempat tinggal," kata Morgan.

Baca juga: 15 Imigran Tewas Kehausan di Gurun Pasir Perbatasan Sudan-Libya

BERITA TERKAIT

Warga belum terima bantuan apapun

Morgan menambahkan bahwa banyak orang telah mencari perlindungan di tanah yang lebih kering, tetapi mengatakan bahwa mereka belum menerima bantuan apa pun.

“Kami terbangun karena air masuk ke rumah dan mengeluarkan apa yang kami bisa," kata Adam Ismail, seorang warga Wad Alnaeim, kepada Al Jazeera.

"Setiap jam kita mendengar sebuah rumah runtuh, atau sistem pembuangan kotoran runtuh atau tembok runtuh. Tidak ada yang tersisa,” imbuhnya.

Ismail telah menunggu air surut agar dia dan ibunya bisa kembali dan membangun kembali rumah mereka.

Dua minggu kemudian, dia mengaku tidak yakin berapa lama waktu yang dibutuhkan.

"Musim hujan telah digambarkan oleh banyak orang sebagai salah satu yang terburuk yang pernah mereka lihat, dan hujan deras telah mempengaruhi hampir seluruh negeri," kata Morgan.

Baca juga: Korban Tewas akibat Bentrokan Antarsuku di Sudan Jadi 65 Orang, 150 Lainnya Terluka

Per 31 Agustus, jumlah orang yang terkena #banjir di #Sudan mencapai 258 ribu. Ini adalah peningkatan 32k hanya dalam beberapa hari. Lebih dari 15 ribu rumah telah hancur dan 39 ribu rusak di 15 negara bagian, karena ketinggian air telah melampaui tingkat risiko di beberapa daerah.
Per 31 Agustus, jumlah orang yang terkena #banjir di #Sudan mencapai 258 ribu. Ini adalah peningkatan 32k hanya dalam beberapa hari. Lebih dari 15 ribu rumah telah hancur dan 39 ribu rusak di 15 negara bagian, karena ketinggian air telah melampaui tingkat risiko di beberapa daerah. (Twitter PBB)

Rumah penduduk rusak parah meski pasang barikade

Seorang penduduk setempat, Hamdan Tia, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa dia telah memasang barikade, tetapi rumahnya masih mengalami kerusakan besar.

“Kami membawa anak-anak dan perabotan apa pun yang kami bisa, tetapi rumah itu telah hancur. Kami membangun penghalang dan masih mengalirkan air, ”katanya.

“Sekarang kami khawatir tentang penyakit yang dibawa air, seperti malaria dan infeksi.”

Hujan deras di Sudan terjadi setiap tahun antara Juni dan Oktober.

Butuh semua hal untuk pulihkan kehidupan

Korban banjir Samah Zein mengatakan orang-orang di Gezira "membutuhkan segalanya" untuk membantu mereka memulihkan kehidupan mereka .

Banjir telah menghancurkan banyak dari apa yang mereka miliki, meninggalkan mereka "tanpa apa-apa".

“Tempat berlindung, makanan, air, perawatan kesehatan. Yang paling penting kita butuh airnya dikuras supaya bisa kembali lagi," kata Zein kepada Al Jazeera.

"Saya mendengar orang-orang menangis di malam hari karena situasi yang kami hadapi,” terangnya.

Baca juga: Kelebihan Muatan, Kapal Pengangkut 15.800 Domba Tenggelam di Sudan

Per 31 Agustus, jumlah orang yang terkena #banjir di #Sudan mencapai 258 ribu. Ini adalah peningkatan 32k hanya dalam beberapa hari. Lebih dari 15 ribu rumah telah hancur dan 39 ribu rusak di 15 negara bagian, karena ketinggian air telah melampaui tingkat risiko di beberapa daerah.
Per 31 Agustus, jumlah orang yang terkena #banjir di #Sudan mencapai 258 ribu. Ini adalah peningkatan 32k hanya dalam beberapa hari. Lebih dari 15 ribu rumah telah hancur dan 39 ribu rusak di 15 negara bagian, karena ketinggian air telah melampaui tingkat risiko di beberapa daerah. (Twitter PBB)

Tahun lalu, hujan lebat di Sudan menewaskan lebih dari 80 orang dan menyebabkan ribuan rumah terendam air.

Sementara itu, pada tahun 2020, sekitar 800.000 orang terkena dampak banjir , membuat Sudan mengumumkan keadaan darurat.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas