Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

AS Setujui Penjualan Senjata Rp16,3 Triliun ke Taiwan: Penting untuk Keamanan Taiwan

Amerika Serikat menyetujui penjualan senjata senilai 1,1 miliar dolar AS atau setara Rp16,3 triliun ke Taiwan.

Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
zoom-in AS Setujui Penjualan Senjata Rp16,3 Triliun ke Taiwan: Penting untuk Keamanan Taiwan
Stefani Reynolds / AFP
Presiden AS Joe Biden memberikan sambutan selama Layanan Peringatan Petugas Perdamaian Nasional di US Capitol di Washington, DC, pada 15 Mei 2022. - Amerika Serikat menyetujui penjualan senjata senilai Rp16,3 triliun ke Taiwan. 

TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat telah menyetujui penjualan senjata senilai 1,1 miliar dolar AS atau setara Rp16,3 triliun ke Taiwan.

Demikian diumumkan oleh Badan Kerjasama Keamanan Pertahanan AS, Pentagon, pada Jumat (2/9/2022).

Kesepakatan itu menjadi sebuah langkah yang kemungkinan akan memperburuk ketegangan yang sudah meningkat antara AS dan China.

Pentagon mengatakan bahwa paket senjata akan mencakup 60 rudal anti-kapal, 100 rudal udara-ke-udara dan dukungan logistik kontraktor untuk program radar pengawasan.

Outlet berita AS Politico pertama kali melaporkan awal pekan ini tentang potensi kesepakatan senjata AS.

Meskipun Kongres masih dapat menolak penjualan tersebut, hal itu tidak mungkin dilakukan karena anggota parlemen AS dari kedua partai besar sangat mendukung Taiwan.

Baca juga: Taiwan Tembak Jatuh Drone China yang Hendak Menyusup

Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS, yang menyetujui penjualan itu, mengatakan paket bantuan itu penting untuk keamanan Taiwan.

BERITA TERKAIT

“Penjualan yang diusulkan ini adalah kasus rutin untuk mendukung upaya berkelanjutan Taiwan untuk memodernisasi angkatan bersenjatanya dan untuk mempertahankan kemampuan pertahanan yang kredibel,” kata juru bicara itu, seperti dilansir Al Jazeera.

Pengumuman Pentagon datang di tengah ketegangan hubungan antara AS dan China, yang tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk menguasai Taiwan.

Diketahui, Taiwan merupakan sebuah pulau berpemerintahan sendiri yang dipandang China sebagai bagian dari wilayahnya.

Sementara itu, China pada hari Jumat meminta AS untuk "segera mencabut" penjualan senjata.

Liu Pengyu, juru bicara kedutaan besar China di Washington, DC, mengatakan Beijing akan menanggapi.

"Ini mengirimkan sinyal yang salah kepada pasukan separatis 'kemerdekaan Taiwan' dan sangat membahayakan hubungan China-AS serta perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan," katanya.

Selebaran ini diambil dan dirilis oleh Kantor Kepresidenan Taiwan pada 3 Agustus 2022 menunjukkan Ketua DPR AS Nancy Pelosi berbicara, saat Presiden Taiwan Tsai Ing-wen (kanan) mendengarkan, di Kantor Kepresidenan di Taipei.
 (Photo by Handout / Taiwan Presidential Office / AFP)
Selebaran ini diambil dan dirilis oleh Kantor Kepresidenan Taiwan pada 3 Agustus 2022 menunjukkan Ketua DPR AS Nancy Pelosi berbicara, saat Presiden Taiwan Tsai Ing-wen (kanan) mendengarkan, di Kantor Kepresidenan di Taipei. (Photo by Handout / Taiwan Presidential Office / AFP) (AFP/HANDOUT)

“China akan dengan tegas mengambil tindakan balasan yang sah dan diperlukan sehubungan dengan perkembangan situasi.”

Kementerian pertahanan Taiwan mengucapkan terima kasih kepada AS.

AS terikat oleh hukum untuk memberi Taiwan sarana untuk mempertahankan diri.

Presiden Joe Biden mengatakan AS akan menggunakan kekuatan untuk mempertahankan pulau itu jika diserang.

Baca juga: Taiwan Tembak Jatuh Drone di Dekat China setelah Berulang Kali Peringatannya Tak Digubris Beijing

Hubungan antara Washington dan Beijing telah memburuk dalam beberapa tahun terakhir karena AS memprioritaskan persaingan strategis dengan China dalam kebijakan luar negerinya di bawah mantan Presiden Donald Trump, posisi yang sepenuhnya dianut oleh Biden.

Sementara itu, China telah memperingatkan pemerintahan Biden bahwa mereka “bermain dengan api” atas Taiwan.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan pada hari Jumat bahwa Washington "akan terus mendukung resolusi damai masalah lintas-Selat, konsisten dengan keinginan dan kepentingan terbaik rakyat Taiwan".

“Kami mendesak Beijing untuk menghentikan tekanan militer, diplomatik, dan ekonominya terhadap Taiwan dan alih-alih terlibat dalam dialog yang berarti dengan Taiwan,” kata juru bicara itu.

(Tribunnews.com/Yurika)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas