Ketika Rusia Matikan Aliran Gas, Kekhawatiran akan Munculnya Krisis Energi Membayangi Eropa
Kekhawatiran meluas di Eropa ketika Rusia mematikan aliras gas dari pipa Nord Stream 1 karena ditemukan kebocoran.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
“Kerusakan yang dituduhkan oleh pihak Rusia bukanlah alasan teknis untuk penghentian operasi,” katanya.
Baca juga: UPDATE Perang Rusia-Ukraina Hari ke-193: PLTN Zaporizhzhia Terputus dari Aliran Listrik Utama
Diharapkan Rusia patuhi kontrak
Ditanya tentang penghentian kemarin, Komisaris Ekonomi Uni Eropa, Paolo Gentiloni mengatakan, Uni Eropa mengharapkan Rusia untuk menghormati kontrak energi yang telah disepakati.
Namun, dia bersikeras serikat pekerja masih siap dalam hal penghentian total pengiriman gas Rusia berkat kapasitas penyimpanan gas dan langkah-langkah penghematan energi.
“Penyimpanan gas saat ini sekitar 80 persen, berkat diversifikasi pasokan meskipun situasinya bervariasi dari satu negara ke negara lain," tambah Gentiloni.
“Kami tidak takut dengan keputusan Putin; kami meminta Rusia untuk menghormati kontrak, tetapi jika tidak, kami siap untuk bereaksi,” katanya kepada wartawan.
Baca juga: Jenazah Mikhail Gorbachev Dimakamkan di Moskwa, Presiden Rusia Vladimir Putin Tak Hadir
Kata analis
Mantan kepala eksekutif asosiasi perdagangan Energy UK, Angela Knight mengatakan, ada terlalu banyak ketergantungan di Inggris dan Eropa pada penyediaan energi dari negara-negara tidak terlalu ramah.
"Kami telah memiliki kebijakan energi yang salah untuk waktu yang sangat lama," katanya kepada Times Radio kemarin.
Namun, Knight bersikeras bahwa Inggris bisa melewati musim dingin ini.
“Ini akan sulit, akan mahal dan harus ada bantuan yang diberikan kepada berbagai kelompok orang dan beberapa bantuan ke industri,” katanya.
"Ada kemampuan besar untuk mengatur ulang banyak strategi dan kebijakan kami," tambahnya.
Berita lain terkait dengan Konflik Rusia Vs Ukraina
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)