Uni Eropa Desak China dan India Dukung Pembatasan Harga Minyak Rusia
China dan India telah meningkatkan pembelian minyak Rusia, setelah invasi Moskow ke Ukraina, dengan memanfaatkan potongan harga yang diberikan Rusia.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Muhammad Zulfikar
Setelah pengumuman batas harga minyak G7, raksasa energi Rusia Gazprom mengatakan akan menunda dibukanya kembali aliran pipa Nord Stream 1, karena adanya masalah teknis.
Pipa Nord Stream 1, yang mengalirkan minyak Rusia ke Jerman melalui Laut Baltik, dijadwalkan dibuka kembali pada Sabtu kemarin setelah tiga hari proses pemeliharaan.
Uni Eropa menuding Rusia telah menggunakan gas sebagai senjata perang, sebuah tuduhan yang telah dibantah oleh Moskow.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-192: Gazprom Hentikan Pasokan Gas ke Eropa
Sementara itu, beberapa analis pasar terus mengajukan pertanyan mengenai keefektifan pembatasan harga ini dalam mengurangi pendapatan minyak Rusia.
“Dampak utama dari pembatasan harga minyak G-7 adalah untuk lebih menggeser daya saing ekonomi dari Eropa ke India, Turki, China, dan negara-negara Asia lainnya,” kata Chief Executive Officer (CEO) di Macro-Advisor, Chris Weafer.
Weafer menambahkan, Rusia kemungkinan akan menjual minyaknya ke negara-negara Asia dengan menawarkan potongan harga.
“Rusia tidak akan menjual minyak ke negara-negara barat yang tidak bersahabat, tetapi akan terus menjual ke negara-negara Asia dengan harga diskon dari harga global,” tambahnya.