Ternyata Gunung Fuji Jepang Dulunya Pernah Memiliki Dua Puncak, Kembaran
Gunung Fuji adalah gunung berapi besar, sangat dihormati warga Jepang sebagai gunung suci, dengan salah satu bentuk kerucut terindah di dunia.
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Gunung Fuji adalah gunung berapi besar, sangat dihormati warga Jepang sebagai gunung suci, dengan salah satu bentuk kerucut terindah di dunia.
Namun bentuknya tidak selalu seperti sekarang ini. Ternyata dulu puncaknya ada dua, gunung kembar.
"Dulunya puncak kembar dengan dua ketinggian, timur dan barat, di saat jaman Jomon (14,000 tahun sebelum masehi – 300 tahun sebelum masehi)," ungkap sumber Tribunnews.com Senin (5/9/2022).
Mari kita perkenalkan bagian dari sejarah perubahan bentuk Gunung Fuji yang telah dijelaskan oleh vulkanologi modern.
Fuji lahir 100.000 tahun yang lalu dan terus tumbuh dengan setiap letusan sejak saat itu, tetapi puncak aslinya terletak sedikit di sebelah timur saat ini.
Sekitar 11.000 tahun yang lalu, kawah puncak bergerak ke barat ke lokasi sekarang.
Setelah itu, sejumlah besar lava (lava tahap tua) mengalir keluar dari sekitar puncak hingga 8000 tahun yang lalu, meliputi area yang luas, dan sebagian mencapai muara Sungai Fujikawa dan pusat kota Mishima.
Entah kenapa tidak mengalir ke arah Kota Gotemba dan Kota Oyama di sisi timur. Misteri ini dapat dijelaskan jika bangunan tua tetap berada di sisi timur puncak pada waktu itu, dan lava yang lebih tua tidak dapat mengatasi rintangan.
Dengan kata lain, Gunung Fuji dulunya merupakan gunung berapi kembar, dengan puncak lama yang berhenti meletus di timur dan puncak baru yang sering meletus di barat. Itu pasti pemandangan yang bagus.
Meskipun demikian puncak timur yang lama ternyata hancur dalam keruntuhan dahsyat 2900 tahun yang lalu.
Kota Gotemba saat ini dibangun di atas tanah dan pasir yang runtuh saat itu. Bukti telah diperoleh bahwa lebih dari 90 persen sedimen ini adalah batuan yang pernah membentuk puncak timur tua.
Keruntuhan besar ini seharusnya mengukir lembah yang lebih dalam di lereng timur Gunung Fuji daripada keruntuhan Osawa.
Namun, puncak barat terus meletus setelah itu, mengisi lembah dengan letusan baru dan sepenuhnya mengembalikannya ke bangunan vulkanik berbentuk kerucut yang indah saat ini.