Hentikan Pasokan Gas ke Eropa, Ini Syarat Rusia Mau Buka Pipa Nord Stream 1
Rusia memperingatkan pasokan gas ke Eropa tidak dilanjutkan. Kremlin pun membeberkan syarat agar Rusia mau membuka kembali pipa Nord Stream 1 (NS1).
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM - Rusia memperingatkan bahwa pasokan gas ke Eropa tidak akan dilanjutkan sampai sanksi Barat terhadap Moskow dicabut.
Dmitry Peskov, juru bicara Kremlin, mengatakan pada hari Senin (5/9/2022), bahwa sanksi adalah satu-satunya alasan di balik keputusan Rusia untuk menutup pipa Nord Stream 1 (NS1).
Moskow awalnya mengatakan akan menutup pipa, yang memasok gas ke Eropa, untuk pemeliharaan.
"Masalah pemompaan (Gas) muncul karena sanksi yang dijatuhkan terhadap negara kami dan terhadap sejumlah perusahaan oleh negara-negara Barat, termasuk Jerman dan Inggris," kata Peskov seperti dikutip oleh kantor berita Interfax.
“Tidak ada alasan lain yang bisa menyebabkan masalah pemompaan ini,” katanya, dilansir Al Jazeera.
“Sanksi yang mencegah unit-unit tersebut diservis, yang mencegah mereka dipindahkan tanpa jaminan hukum yang sesuai."
Baca juga: Kremlin Yakin Eropa Tak Mungkin Bisa Gantikan Gas Rusia, Menteri Energi: Mereka Tak akan Berhasil
"Sanksi-sanksi inilah yang dikenakan oleh negara-negara Barat yang telah membawa situasi seperti yang kita lihat sekarang,” tambah Peskov.
Komentar Peskov datang di tengah krisis energi yang semakin dalam di seluruh Eropa yang semakin diperparah setelah Gazprom, raksasa energi yang dikelola negara Rusia.
Rusia mengumumkan pada hari Jumat bahwa dilakukan pekerjaan pemeliharaan tiga hari karena kebocoran minyak di salah satu turbin NS1 akan diperpanjang tanpa batas.
NS1, yang telah beroperasi sejak 2011, merupakan pipa gas tunggal terbesar yang membawa gas antara Rusia dan Eropa Barat.
Uni Eropa membentak kembali langkah Moskow, dengan juru bicara Komisi Eropa mengatakan bahwa penghentian total aliran gas dilakukan dengan "dalih keliru".
Pejabat Uni Eropa telah berulang kali menuduh Rusia sengaja membendung atau mengurangi arus sebagai pembalasan atas sanksi Barat dan dukungan Ukraina.
Amerika Serikat juga menuduh Rusia menggunakan energi sebagai senjata.
AS menambahkan bahwa Eropa akan memiliki cukup gas untuk menghadapi bulan-bulan musim dingin.
Baca juga: Diserang Balik Ukraina, Separatis Kherson Tunda Referendum untuk Gabung Rusia
“AS dan Eropa telah berkolaborasi untuk memastikan pasokan yang cukup tersedia. Sebagai hasil dari upaya ini, penyimpanan gas Eropa akan penuh pada musim pemanasan musim dingin yang kritis."
"Kami memiliki lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan," kata seorang pejabat Gedung Putih kepada kantor berita Reuters.
Sementara itu, harga energi telah mencapai titik tertinggi baru, mencapai kenaikan 30 persen pada hari Senin, memaksa negara-negara untuk mempercepat pencarian mereka untuk alternatif gas Rusia.
(Tribunnews.com/Yurika)