Perekonomian Warga Pakistan Terdampak Banjir
Selain masalah kesehatan yang mulai menyerang para warga, perekonomian patut menjadi catatan pemerintahan Pakistan
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Daryono
“Saya telah menginvestasikan hampir 500.000 rupee [Pakistan] [$2.240] untuk tanaman padi saya, berharap mendapatkan keuntungan hampir 1.500.000 rupee [Pakistan] [$6.720] tetapi itu tidak terjadi. Sekarang saya hanya menunggu Tuhan mengirimkan bantuan,” kata petani berusia 45 tahun itu kepada Al Jazeera.
Ini adalah kisah tentang hampir setiap rumah tangga yang terkena dampak banjir terburuk yang pernah terjadi di Pakistan, karena hujan muson yang deras telah menyebabkan kekacauan di negara Asia Selatan yang berpenduduk lebih dari 220 juta orang itu.
Lebih dari 1.300 orang sejauh ini telah meninggal, dengan 81 dari 160 distrik di negara itu terkena dampak langsung banjir, menyebabkan sedikitnya 33 juta orang kehilangan tempat tinggal, angka yang diperkirakan akan meningkat dalam beberapa hari mendatang.
Tetapi di luar kerugian manusia, para manajer ekonomi negara memiliki tugas yang paling menantang di depan karena banjir merusak jalan dan jaringan komunikasi negara itu, merusak sejumlah rumah yang tak terhitung jumlahnya, dan menghancurkan jutaan hektar tanaman.
Danau Terbesar Meluap
Pakistan pada Selasa (6/9/2022) berusaha mencegah danau terbesar di negara itu meluap di tengah bencana banjir bandang.
Sebelumnya, Pakistan dilanda banjir bandang terbesar yang merendam sepertiga wilayah negara Asia Selatan ini.
Bencana alam mengakibatkan 33 juta orang terdampak, dengan sedikitnya 1.325 orang tewas, termasuk 466 anak-anak.
Banjir yang terjadi saat ini diakibatkan rekor curah hujan monsun dan mencairnya gletser di pegunungan utara Pakistan, ungkap pejabat bencana nasional.
Musim hujan diprediksi masih akan terjadi hingga bulan mendatang.
Pejabat tinggi badan pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCR), memperingatkan bahwa situasi di Pakistan bisa memburuk.
Baca juga: Korban Meninggal Terdampak Banjir Pakistan Lampaui Angka 1.300
"Kami khawatir situasinya bisa memburuk," kata Indrika Ratwatte, direktur UNHCR untuk Asia dan Pasifik.
"Ini akan meningkatkan tantangan bagi para penyintas banjir, dan kemungkinan memperburuk kondisi bagi hampir setengah juta orang terlantar, memaksa lebih banyak lagi untuk meninggalkan rumah mereka," imbuhnya, lapor Reuters.
Namun yang jadi kekhawatiran utama adalah danau air tawar Manchar di Provinsi selatan Sindh, yang nyaris meluap.