TRIBUNNEWS.COM - Myles Sanderson, tersangka kedua dalam aksi penikaman mematikan di Kanada, telah meninggal di dalam tahanan.

Diketahui, Myles Sanderson dan dua tersangka lainnya telah melakukan penusukan yang menewaskan 10 dan melukai 19 orang di Kanada pada Minggu (4/9/2022).

Dalam konferensi pers, Royal Canadian Mounted Police mengatakan bahwa Myles Sanderson mengalami "kesulitan medis" tak lama setelah ditahan pada Rabu (7/9/2022), sore.

Sanderson dibawa ke rumah sakit di Saskatoon dan dinyatakan meninggal, kata Asisten Komisaris Rhonda Blackmore, sebagaimana dilansir NPR.

Blackmore mengatakan dia tidak bisa memberikan rincian lebih lanjut tentang kematiannya.

Dia hanya mengatakan bahwa semua tindakan penyelamatan jiwa telah diambil.

Baca juga: Satu Pelaku Penikaman Massal di Kanada Ditemukan Tewas, Tersangka Lainnya Masih Buron

Akan ada penyelidikan yang diluncurkan ke dalam keadaan seputar kematiannya, kata Blackmore, dan autopsi akan dilakukan akhir pekan ini.

Bersama saudaranya Damien, Myles Sanderson menjadi tersangka dalam serangkaian penusukan yang menewaskan 10 orang di provinsi Saskatchewan, Kanada.

Kematiannya terjadi dua hari setelah Damien Sanderson ditemukan tewas dengan luka yang tampaknya tidak diakibatkan oleh dirinya sendiri, menurut pihak berwenang.

Myles Sanderson ditangkap setelah polisi menerima laporan bahwa seorang pria yang cocok dengan deskripsinya telah mencuri sebuah kendaraan, kata Blackmore, yang berujung pada pengejaran mobil.

Polisi mengarahkan kendaraannya ke parit, katanya.

Penusukan terjadi pada Minggu pagi di 13 lokasi di seluruh James Smith Cree Nation dan desa terdekat Weldon.

Motif belum ditentukan; polisi mengatakan mereka yakin beberapa korban diserang secara acak, sementara yang lain dipilih.

Baca juga: Dua Warga Kanada Ngamuk, 10 Orang Tewas Ditikam dan Belasan Lainnya Terluka

Asisten Komisaris, Rhonda Blackmore, mengatakan bahwa sebelum penangkapan Sanderson, dia telah mengunjungi James Smith Cree Nation, di mana banyak yang mengatakan kepadanya bahwa mereka masih takut dengan kemungkinan dia akan menyerang lagi.