Bentrokan Armenia dan Azerbaijan Pecah, Hampir 100 Tentara Tewas
Pertempuran antara Armenia dan Azerbaijan menewaskan hampir 100 tentara. Penembakan terjadi di beberapa kota di dekat perbatasan.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - Pertempuran di perbatasan antara Armenia dan Azerbaijan telah menewaskan hampir 100 tentara.
Serangan di kedua belah pihak memicu kekhawatiran akan pecahnya permusuhan yang lebih luas antara musuh lama.
Dikutip dari The Guardian, Armenia mengatakan sedikitnya 49 tentaranya tewas.
Sementara Azerbaijan mengatakan kehilangan 50 tentara.
Eskalasi pertumpahan darah yang telah berlangsung puluhan tahun antara negara-negara Kaukasus selatan telah memicu kekhawatiran bahwa perang penuh kedua dapat pecah di dunia pasca-Soviet selain invasi Rusia ke Ukraina.
Armenia mengatakan beberapa kota di dekat perbatasan dengan Azerbaijan, termasuk Jermuk, Goris dan Kapan, ditembaki pada Selasa (13/9/2022) dini hari.
Baca juga: Rusia Sepakat Ikut Stabilkan Situasi di Sepanjang Perbatasan Armenia dengan Azerbaijan
Pihaknya menanggapi apa yang disebutnya sebagai "provokasi skala besar" oleh Azerbaijan.
Sementara itu, kementerian luar negeri Azerbaijan mengatakan pihaknya menanggapi "provokasi besar-besaran" oleh pasukan Armenia yang dituduh menanam ranjau dan menembaki posisi militer Azerbaijan.
Rusia, yang pernah menjadi penengah antara bekas republik Soviet di masa lalu, mengatakan telah berhasil menghentikan pertempuran pada Selasa malam.
Meski begitu ada laporan tentang bentrokan yang sedang berlangsung.
“Kami berharap kesepakatan yang dicapai sebagai hasil mediasi Rusia tentang gencatan senjata … akan dilakukan secara penuh,” kata kementerian luar negeri Rusia dalam sebuah pernyataan.
Kementerian menambahkan bahwa Rusia “sangat prihatin” dengan pertempuran terbaru.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Anthony Blinken, kemudian mengatakan bahwa dia khawatir Rusia akan mencoba memperkeruh perang antara Armenia dan Azerbaijan.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-203: Ukraina Rebut 8.000 Km Persegi Wilayah dari Rusia
Dia menambahkan bahwa Rusia juga dapat menggunakan pengaruhnya di kawasan itu untuk membantu "menenangkan perairan."
Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan, menuduh Azerbaijan menyerang kota-kota Armenia karena tidak ingin merundingkan status Nagorno-Karabakh, sebuah kantong yang ada di dalam Azerbaijan tetapi sebagian besar dihuni oleh etnis Armenia.
“Intensitas permusuhan telah berkurang tetapi serangan terhadap satu atau dua front dari Azerbaijan terus berlanjut,” kata Pashinyan dalam pidatonya di depan parlemen.
“Untuk saat ini, kami memiliki 49 (pasukan) tewas dan sayangnya itu bukan angka terakhir.”
Azerbaijan, yang menuduh Armenia melakukan kegiatan intelijen di sepanjang perbatasan dan memindahkan senjata, mengatakan posisi militernya diserang oleh Armenia.
(Tribunnews.com/Yurika)