Ukraina Serang Wilayah Rusia, Satu Orang Tewas
Pasokan listrik dan gas Logachevka juga terganggu dalam serangan itu, dan pemerintah daerah memerintahkan evakuasi.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM – Ukraina dituding kembali menembaki wilayah Rusia di kota Valuyki Wilayah Belgorod Vyacheslav Gladkov.
Dalam insiden tersebut, satu orang warga sipil tewas dan dua lainnya dikabarkan mengalami luka-luka.
Gubernur Wilayah Belgorod Vyacheslav Gladkov mengatakan penembakan tersebut dilakukan pada Jumat (16/9/2022) dinihari.
Proyektil yang berhasil menembus pertahanan udara Rusia juga menghancurkan tiga kendaraan dan membakar delapan rumah pribadi.
“Pertahanan udara diaktifkan, tetapi ada kerusakan di darat,” kata Gladkov di Telegram. Gardu listrik rusak dan pasokan listrik ke kota terganggu.
Baca juga: Polisi Ukraina Temukan Kuburan Massal Berisi 440 Mayat di Kota Izium
Informasi awal menunjukkan bahwa satu warga sipil tewas, sementara bantuan medis diberikan di tempat kejadian kepada dua orang lagi yang terluka, kata Gladkov, menambahkan bahwa pejabat tinggi regional dan lokal berada di lokasi untuk menanggapi serangan itu.
Fasilitas kritis dan bangunan umum dialihkan ke pembangkit listrik alternatif sampai listrik akhirnya pulih sebelum jam 5 pagi hari Jumat.
Valuyki adalah kota berpenduduk sekitar 35.000 penduduk, 150km timur Belgorod dan 15km utara perbatasan dengan Ukraina.
Itu datang dalam jangkauan artileri Ukraina setelah pasukan Rusia mengosongkan bagian timur laut Wilayah Kharkov pekan lalu.
Dua pemukiman lain di Wilayah Belgorod juga menjadi sasaran artileri Ukraina pada hari Kamis.
Kebakaran terjadi di sebuah pompa bensin di desa perbatasan Nekhoteevka, sementara 14 rumah rusak di desa terdekat Krasny Khutor.
Ini adalah serangan Ukraina kedua minggu ini yang mengakibatkan korban sipil.
Pada hari Senin, pasukan Kiev menargetkan kota Logachevka, selatan Valuyki, menewaskan seorang wanita tua dan melukai empat warga sipil lainnya.
Seorang penduduk lokal termasuk di antara yang terluka, sementara yang lain adalah pengungsi dari Ukraina, menurut Gladkov.