Adidas Dituduh Lakukan Penggelapan Pajak Besar-besaran di Rusia
Raksasa pakaian dan sepatu olah raga asal Jerman Adidas gagal membayar pajak sebesar 10 miliar rubel atau setara 166 juta dolar AS di Rusia
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA - Raksasa pakaian dan sepatu olah raga asal Jerman Adidas gagal membayar pajak sebesar 10 miliar rubel atau setara 166 juta dolar Amerika Serikat (AS) di Rusia, setelah mengumumkan rencana untuk hengkang dari negara tersebut pada Maret lalu.
Hal ini dilaporkan sejumlah media Rusia pada Senin kemarin, mengutip dari channel Mash Telegram.
Dikutip dari laman Russia Today, Selasa (20/9/2022), penundaan pembayaran tersebut diungkapkan oleh Kepala Pusat Penegakan Hukum di Wilayah Moskwa, Alexander Khaminsky yang memeriksa catatan keuangan Adidas.
Menurut Khaminsky, perusahaan itu mengalihkan sahamnya ke pemasok lokal, tak lama setelah mengumumkan rencana hengkangnya.
Tidak hanya itu, Channel Mash Telegram mengklaim bahwa perusahaan memprakarsai dilakukannya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal dan mantan karyawannya hanya akan menerima satu pembayaran tetap, bukan 5 pembayaran yang telah dijanjikan.
Baca juga: Adidas Pangkas Perkiraan Pendapatan Untuk Tahun 2022, Setelah Alami Penurunan Penjualan di China
Khaminsky dikabarkan mengajukan keluhan kepada pihak berwenang setempat dan meminta Perdana Menteri (PM) Rusia Mikhail Mishustin untuk melihat situasinya.
Sebelumnya, Adidas menghentikan operasi toko dan situs e-commerce miliknya di Rusia pada awal Maret lalu, menyusul keputusan serupa yang diambil oleh produsen pakaian olah raga lainnya seperti Puma dan Nike.
Saat itu, perusahaan mengaku akan terus membayar karyawannya di Rusia dan 'mengambil keputusan serta tindakan bisnis di masa depan yang disesuaikan dengan kebutuhan'.
Keputusan tersebut juga secara otomatis menghentikan kemitraan Adidas dengan Federasi Sepak Bola Rusia.
Lalu Adidas membeberkan bahwa keputusannya untuk meninggalkan Rusia itu telah mengurangi pendapatannya lebih dari 100 juta euro selama kuartal kedua.