Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Pada rapat kabinet pada tanggal 20 September 2022, setelah 3 hari libur nasional di Jepang,  pemerintah memutuskan untuk membelanjakan total 3,5 triliun yen dari kontingensi anggaran tahun anggaran  2022 guna menanggapi kenaikan harga dan virus corona baru.

"Dari jumlah tersebut sebanyak  1,3 triliun yen untuk melanjutkan subsidi BBM seperti bensin hingga akhir tahun," ungkap sumber Tribunnews.com Selasa (20/9/2022).

Sekitar 16 juta rumah tangga dengan pendapatan rendah (kategori miskin, lapor pajak tapi tak perlu bayar pajak) dibebaskan dari pajak penduduk, akan dibayarkan bantuan subsidi pemerintah Jepang sebesar  50.000 yen per rumah tangga dalam waktu dekat ini.

Pemerintah memutuskan untuk membayar 50.000 yen karena harga atau harga-harga kebutuhan sehari-hari melonjak tinggi di Jepang. Demikian pula subsidi bensin diperpanjang selama 9 hari.

Subsidi bertujuan untuk mengurangi beban anggaran rumah tangga untuk listrik dan pangan yang harganya terus naik.

Menghabiskan total 900 miliar yen. Sebagai upaya menghadapi kenaikan harga, akan dilakukan peningkatan jumlah subsidi sementara untuk revitalisasi daerah dan untuk mengurangi beban biaya pakan bagi peternak sapi perah.

Menanggapi virus corona, 800 miliar yen akan dialokasikan untuk meningkatkan "Hibah Dukungan Komprehensif Darurat" yang dapat digunakan pemerintah daerah untuk mengamankan tempat tidur rumah sakit.

Di Jepang sekitar 1500 jenis bantuan (subsidi) pemerintah diberikan kepada masyarakat terutama dari Pemda Tokyo buat warga Tokyo.

Sementara itu beasiswa (ke Jepang), belajar gratis di sekolah bahasa Jepang di Jepang, serta upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif.

Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.