Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pantang Menyerah, Vladimir Putin Kirim Lagi 300 Ribu Pasukan Cadangan ke Ukraina

Vladimir Putin akan mengirim 300.000 tentara cadangan untuk mendukung pasuklan  militernya yang sudah lebih dulu ditempatkan di Ukraina.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Pantang Menyerah, Vladimir Putin Kirim Lagi 300 Ribu Pasukan Cadangan ke Ukraina
Associated Press
Presiden Rusia Vladimir Putin 

TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Presiden Rusia Vladimir Putin tetap akan melanjutkan invasi militernya di Ukraina meski 5.000 lebih pasukannya telah tewas di sana sejak awal konflik saat invasi digelar pada 27 Februari 2022 lalu.

Kali ini Vladimir Putin akan mengirim 300.000 tentara cadangan untuk mendukung pasuklan  militernya yang sudah lebih dulu ditempatkan di Ukraina.

Kabar tersebut disampaikan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu pada Rabu (21/9/2022) dalam sambutan yang disiarkan televisi.

Melansir Reuters, dalam pembaruan pertama Moskow tentang jumlah korban dalam hampir enam bulan berlangsungnya perang, Shoigu mengatakan 5.937 tentara Rusia telah tewas sejak awal konflik.

Presiden Vladimir Putin telah memerintahkan mobilisasi pertama Rusia sejak Perang Dunia Kedua dalam pidato televisi, dengan mengatakan bahwa tenaga tambahan diperlukan untuk memenangkan perang tidak hanya melawan Ukraina tetapi juga para pendukung Baratnya.

Shoigu menepis pernyataan Kyiv dan Barat bahwa Rusia telah menderita kerugian besar dalam konflik tujuh bulan. Dia mengatakan 90 persen tentara Rusia yang terluka telah kembali ke garis depan.

Ini adalah pertama kalinya Rusia memberikan angka kematian resmi sejak 25 Maret, ketika dikatakan 1.351 prajurit tewas.

Berita Rekomendasi

Pentagon AS mengatakan pada bulan Agustus bahwa mereka meyakini, jumlah personel pasukan Rusia yang tewas atau terluka berkisar antara 70.000 dan 80.000 personel.

Baca juga: Rusia Ungkap 5.937 Tentaranya Tewas, Ukraina Klaim Tentara Putin Yang Gugur 10 Kalinya

Pada bulan Juli, Pentagon memperkirakan korban tewas Rusia sekitar 15.000. Shoigu mengatakan Rusia memiliki 25 juta pejuang potensial yang tersedia.

Keputusan yang diterbitkan di situs web Kremlin mengatakan bahwa panggilan itu hanya akan berlaku untuk pasukan cadangan dengan pengalaman militer sebelumnya.

Shoigu mengatakan ini berarti sekitar 300.000 orang.

Dia mengatakan mereka akan diberikan pelatihan tambahan sebelum dikerahkan ke Ukraina, dan mereka tidak akan menyertakan siswa atau mereka yang saat ini bertugas sebagai wajib militer. 

Baca juga: Perang Memanas, Putin Umumkan Mobilisasi Militer Rusia

"Ini benar-benar mereka yang telah bertugas, memiliki spesialisasi militer, yaitu, spesialisasi yang dibutuhkan saat ini di Angkatan Bersenjata, yang memiliki pengalaman tempur," paparnya.

"Mereka yang bertugas di bawah wajib militer - itu juga tidak berlaku untuk mereka. Mereka tidak tunduk pada mobilisasi dan arahan apa pun untuk 'operasi militer khusus'. Wajib militer kami juga terus melayani, seperti yang mereka lakukan, di wilayah Federasi Rusia," ujarnya.

Baca juga: Intelijen Inggris: Armada Laut Hitam Rusia Relokasi Kapal Selamnya dari Semenanjung Krimea

Shoigu juga mengatakan mobilisasi akan membantu Rusia "mengkonsolidasikan" wilayah yang dipegangnya di belakang garis depan 1.000 km (600 mil) di Ukraina.

Moskow mengatakan sedang melancarkan "operasi khusus" untuk mendemiliterisasi tetangganya dan menyingkirkan nasionalis berbahaya.

Kyiv dan Barat mengatakan Rusia sedang melakukan kampanye imperialis untuk merebut kembali tetangga pro-Barat yang melepaskan diri dari kekuasaan Moskow ketika Uni Soviet runtuh pada 1991.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie | Sumber: Kontan

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas