Cek Fakta: Tidak Ada Ledakan di China di Tengah Isu Kudeta Presiden Xi Jinping
Beredar video ledakan di China yang disebut-sebut terjadi di tengah isu kudeta. Video itu sebenarnya diambil pada tahun 2015 lalu.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Sebuah video beredar di media sosial memperlihatkan sebuah ledakan yang disebut-sebut terjadi di Beijing, China di tengah isu kudeta Presiden Xi Jinping.
Pada 25 September 2022, pengguna Twitter @manasmishraTNO menulis, "#Beijing Cuplikan ledakan besar yang datang dari #Beijing selama kudeta China terhadap Xi Jinping? Video yang menjadi viral di media sosial itu benar, adakah yang bisa memberi tahu?".
Pengguna Twitter itu mengklaim bahwa video viral itu diambil baru-baru ini selama isu kudeta.
Menurut The Paradise, video tersebut sebenarnya berasal dari ledakan bahan kimia yang terjadi di Tianjin pada tahun 2015.
Menurut artikel BBC tertanggal 13 Agustus 2015, serangkaian ledakan terjadi di kota pelabuhan Tianjin di China, merenggut beberapa nyawa dan menghancurkan kota itu.
Banyak penduduk kota Tianjin membagikan gambar dan video ledakan di platform media sosial.
Baca juga: MOMEN Terakhir Xi Jinping Tampak di Publik, Satu Acara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin
Salah satu warga mendeskripsikan peristiwa itu dengan mengatakan, "Ada tiga ledakan, seperti akhir dunia."
Dilaporkan juga bahwa beberapa orang menawarkan perlindungan kepada orang-orang yang terkena dampak ledakan.
Video viral tersebut awalnya diunggah di channel YouTube Hong Kong Free Press pada 16 Agustus 2015.
Deskripsi video tersebut berbunyi, "Rekaman langsung dari ledakan di Area Baru Binhai Tianjin pada 12 Agustus 2015."
Satu video ledakan diunggah di YouTube BBC pada 15 Agustus 2015, berjudul "Video ledakan Tianjin menangkap ketakutan para saksi mata."
Baca juga: 4 Hal yang Perlu Diketahui Seputar Rumor Kudeta Xi Jinping: Awal Mula hingga Pendapat Para Pakar
Video ledakan di kota pelabuhan China ini diambil dari sudut yang berbeda.
CNBC melaporkan kejadian ini pada 13 Agustus 2015, dan menerbitkan beberapa visual ledakan dari sudut yang berbeda.
Laporan CNBC menyatakan bahwa rangkaian ledakan dimulai di Binhai New Area sekitar pukul 23.30 waktu setempat.
Insiden ini dilaporkan sebagai bencana industri terburuk di China selama bertahun-tahun.
Melaporkan kematian terakhir dari insiden tersebut, The Guardian menerbitkan sebuah artikel pada 12 September 2015, bersamaan dengan sebuah video di situs webnya.
Dalam sebuah artikel rinci, The Guardian melaporkan bahwa ledakan besar berturut-turut merenggut 173 nyawa.
Ledakan di gudang Logistik Internasional Ruihai menyebabkan banyak kerusakan karena gudang dekat dengan perumahan.
Laporan menunjukkan bahwa keberadaan bahan berbahaya lebih dari batas yang diizinkan, termasuk 700 ton natrium sianida yang sangat beracun, menyebabkan ledakan.
Isu Kudeta Militer di China
Baca juga: Perjalanan Karier Politik Xi Jinping: Sempat Ditolak Partai, tapi Kini akan Jadi Presiden 3 Periode
Desas-desus tentang kudeta militer di China mulai mencuat pada 24 September 2022.
Rumor seperti Xi Jinping telah dihapus dari Kepala Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), dan menjadi tahanan rumah beredar di media sosial.
Namun, partai yang berkuasa di China atau media yang dikendalikan lainnya belum memberikan pernyataan resmi apa pun tentang masalah ini.
Analis politik global dan jurnalis di seluruh dunia menyatakan bahwa kecil kemungkinan kudeta militer akan terjadi di China karena Tentara Pembebasan Rakyat berada di bawah Komisi Militer Pusat (CMC), Times of India melaporkan.
Mengutip kolumnis India Aadil Brar, LiveMint melaporkan bahwa Presiden China mungkin sedang menjaani karantina karena ia baru kembali dari Uzbekistan untuk menghadiri KTT Shanghai Cooperation Organization.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)