Uni Eropa Berjanji Lindungi Infrastruktur Energi setelah Dugaan Sabotase Pipa Nord Stream
Uni Eropa pada Rabu (28/9/2022) berjanji akan melindungi infrastruktur energinya setelah adanya dugaan gangguan yang disengaja pada pipa Nord Stream.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Uni Eropa pada Rabu (28/9/2022) menjanjikan tanggapan "kuat" terhadap gangguan yang disengaja atas infrastruktur energinya.
Sebelumnya, Uni Eropa mengatakan pihaknya menduga ada sabotase di balik kebocoran gas yang ditemukan minggu ini pada jaringan pipa bawah laut Rusia ke Eropa.
Ketika gas dimuntahkan di bawah Laut Baltik untuk hari ketiga setelah pertama kali terdeteksi, masih jauh dari jelas siapa yang mungkin bertanggung jawab atas sabotase pipa Nord Stream.
Rusia, yang memangkas pengiriman gas ke Eropa setelah Barat memberlakukan sanksi atas invasi Moskow ke Ukraina, juga mengatakan kemungkinan sabotase.
"Setiap gangguan yang disengaja terhadap infrastruktur energi Eropa sama sekali tidak dapat diterima dan akan mendapat tanggapan yang kuat dan bersatu," kata kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell, seperti dilansir CNA.
Menggaungkan pandangan Jerman, Denmark dan Swedia, dia mengatakan kemungkinan sabotase, meskipun UE belum menyebutkan pelaku potensial atau menyarankan motif.
Baca juga: Empat Wilayah Ukraina Pilih Gabung Rusia, Joe Biden: Referendum Palsu
Washington, yang telah memimpin upaya untuk menghukum Moskow atas perang tersebut, percaya bahwa terlalu dini untuk menyimpulkan adanya sabotase, kata seorang pejabat senior militer Amerika Serikat.
Ditanya apakah keterlibatan AS dalam pecahnya dapat dikesampingkan, pejabat militer AS mengatakan: "Kami sama sekali tidak terlibat."
Dewan Keamanan PBB akan bersidang pada hari Jumat atas permintaan Rusia untuk membahas kerusakan pada jaringan pipa, kata misi PBB Prancis.
Kedutaan Rusia di Denmark mengatakan setiap sabotase pada jaringan pipa Nord Stream adalah serangan terhadap keamanan energi Rusia dan Eropa.
Jaringan pipa Nord Stream telah menjadi titik nyala dalam perang energi yang meningkat antara ibu kota di Eropa dan Moskow yang telah merusak ekonomi utama Barat dan membuat harga gas melonjak.
Peringatan Keamanan
Menteri pertahanan Denmark mengatakan setelah pertemuan dengan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg ada alasan untuk khawatir tentang situasi keamanan di wilayah tersebut.
"Rusia memiliki kehadiran militer yang signifikan di wilayah Laut Baltik dan kami berharap mereka melanjutkan serangan pedang mereka," kata Morten Bodskov dalam sebuah pernyataan.