Kyiv dan Barat Pertanyakan Hasil Referendum, UE Peringatkan Rusia akan Bayar Harga
Kyiv dan AS enggan menerima hasil refrendum penggabungan wilayah pendudukan ke Rusia dan Uni Eropa menyebut Kremlin akan bayar harga lumayan mahal.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Kyiv dan Amerika Serikat (AS) menegaskan enggan menerima hasil refrendum penggabungan wilayah pendudukan ke Rusia.
Dilansir TASS, Ukraina dan Washington mempertanyakan prosedur pencaplokan Republik Rakyat Donetsk (DPR), Republik Rakyat Luhansk (LPR), Kherson, dan Zaporizhzhia menjadi bagian Rusia.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menyampaikan pernyataan ini pada briefing Kamis (29/9/2022).
"Rezim (Presiden Ukraina Volodymyr) Zelensky dan tentu saja, Amerika tidak mau menerima fakta ini, tidak ingin melihat sisi hukum internasional ini," kata Zakharova.
"Sebaliknya, mereka dengan sinis mempertanyakan prosedur plebisit. dan hasilnya, menganggapnya batal demi hukum," kata diplomat itu.
Zakharova menekankan bahwa referendum di DPR, LPR, serta di Kherson dan Zaporizhzhia diadakan "sepenuhnya sesuai dengan norma dan prinsip hukum internasional dan tidak bertentangan dengan praktik internasional, [mereka] sah."
Baca juga: Rusia Menangkan Referendum, Donetsk-Luhansk-Zaporizhzhia-Kherson Siap Dianeksasi
"Semuanya dipertanyakan: baik bentuk maupun esensinya," imbuhnya.
"Mereka menyebut nama, menempelkan label, dan melakukan segala daya untuk menunjukkan signifikansi dan kebenarannya," terangnya.
"Tentu saja, mereka menggunakan citra demokrasi, yang dianggap suci bagi mereka," Juru bicara itu melanjutkan.
Keinginan bergabung dengan Rusia
Pada 23-27 September, DPR dan LPR, serta Wilayah Kherson dan wilayah yang dibebaskan dari Wilayah Zaporizhzhia, mengadakan referendum untuk bergabung dengan Rusia.
Di semua wilayah ini, mayoritas pemilih memilih menjadi bagian dari Federasi Rusia.
Baca juga: Cerita Warga Ukraina Ditodong Senjata oleh Pasukan Rusia saat Pemungutan Suara Referendum
Pada Rabu (28/9/2022), Kepala Republik Donbass dan wilayah Kherson dan Zaporizhzhia mengirim permohonan resmi kepada Presiden Rusia Vladimir Putin yang mengusulkan agar wilayah mereka diterima di Rusia sebagai subyek Federasi Rusia.
UE mengatakan siap untuk membuat Rusia membayar 'harga yang lumayan' untuk pencaplokan 4 wilayah Ukraina