POPULER Internasional: Rusia Resmi Caplok 4 Wilayah Ukraina | Putin Ancam Gunakan Senjata Nuklir
Rangkuman berita populer Internasional, di antaranya Rusia resmi mencaplok 4 wilayah Ukraina.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Wahyu Gilang Putranto

Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield memperkenalkan resolusi untuk meminta negara-negara anggota tidak mengakui pencaplokan wilayah Ukraina dan mewajibkan Rusia menarik pasukan, lapor Al Jazeera.
Ini diungkapkan Linda pada pertemuan Dewan Keamanan PBB, Jumat (30/9/2022).
Presiden Rusia, Vladimir Putin baru saja meresmikan pencaplokan wilayah terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II.
Pada Jumat lalu, ia menyatakan kekuasaan Rusia atas Kherson, Zaporizhzhia, Luhansk, dan Donetsk yang membentuk sekira 15 persen Ukraina.
Baca juga: Pemimpin Barat Bereaksi Keras Soal Rusia Caplok 4 Wilayah Ukraina
Resolusi yang didorong AS dan Albania, menyerukan kecaman terhadap referendum 'ilegal' yang digelar di wilayah Ukraina yang diduduki militer Kremlin dan separatis.
Para anggota Dewan PBB diminta tidak mengakui perubahan apa pun pada perbatasan Ukraina.
Resolusi itu juga meminta Rusia untuk segera menarik pasukannya dan mengakhiri invasi yang diluncurkan pada 24 Februari.
Sepuluh negara memberikan suara dukungan terhadap resolusi tersebut.
4. Rusia: AS Dapat Banyak Keuntungan dari Kerusakan Pipa Nord Stream
Duta Besar Rusia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Vassily Nebenzia menghadiri pertemuan dengan Dewan Keamanan PBB pada hari Jumat (30/9/2022) kemarin.
Dalam pertemuan tersebut, Nebenzia berhenti menyalahkan Amerika Serikat atas kerusakan pipa Nord Stream di Laut Baltik, namun dia mengatakan Washington memiliki banyak keuntungan dalam perdagangan gas karena kerusakan pipa tersebut.
Pertemuan itu diadakan atas permintaan Rusia guna membahas kebocoran yang ditemukan pada Selasa (27/9/2022) lalu di jalur pipa Nord Stream 1 dan 2, yang pembangunannya menghabiskan dana miliaran dolar AS.
Baca juga: Norwegia: Drone Tak Dikenal Terlihat Sebelum Ledakan Nord Stream
Vassily Nebenzia mengatakan "ledakan" yang menyebabkan kebocoran jaringan pipa Nord Stream telah membawa keuntungan bagi Amerika Serikat.