4 Hal yang Perlu Diketahui tentang Peluncuran Rudal Korea Utara ke Jepang
Berikut empat hal yang perlu diketahui tentang uji coba rudal Korea Utara ke Jepang.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Whiesa Daniswara

TRIBUNNEWS.COM - Korea Utara meluncurkan rudal balistik tanpa peringatan ke Jepang pada Selasa (4/10/2022).
Peluncuran rudal itu dinilai sebagai tindakan yang sangat provokatif dan sembrono yang menandai peningkatan signifikan dalam program uji coba rudal senjatanya.
Rudal itu melintasi Jepang utara pagi-pagi sekali, dan diyakini telah mendarat di Samudra Pasifik.
Terakhir kali Korea Utara meluncurkan rudal balistik ke Jepang adalah pada 2017.
Ini menandai peluncuran rudal ke-23 Korea Utara tahun ini, termasuk peluncuran rudal balistik paling banyak dalam satu tahun sejak pemimpin Kim Jong Un mengambil alih kekuasaan pada 2012.
Sebagai perbandingan, Pyongyang melakukan empat tes pada 2020 dan delapan pada 2021.
Baca juga: Hadapi Ancaman Korea Utara, Milter Korea Selatan dan Amerika Serikat Latihan Tembakkan Rudal
Lebih lanjut, berikut empat hal yang perlu diketahui tentang uji coba rudal Korea Utara, yang telah dirangkum CNN:
Tentang Rudal Korea Utara
Rudal yang diluncurkan Korea Utara pada hari Selasa terbang dengan jarak sekitar 4.600 kilometer, dengan ketinggian sekitar 1.000 kilometer dan kecepatan tertinggi mencapai Mach 17, yang berarti 17 kali kecepatan suara, menurut pejabat Jepang.
Sebagai perbandingan, wilayah pulau Amerika Serikat (AS) di Guam hanya berjarak 3.380 kilometer dari Korea Utara.
Dua ahli mengatakan rincian penerbangan ini menunjukkan bahwa rudal yang ditembakkan kemungkinan adalah Hwasong-12, rudal balistik jarak menengah (IRBM) yang terakhir diuji pada Januari.
"Ini adalah rudal yang mulai diuji Korea Utara pada tahun 2017. Jadi itu bukan rudal baru," kata Jeffrey Lewis, direktur Program Nonproliferasi Asia Timur di CNS.
Tapi, tambahnya, peluncurannya signifikan karena jarak yang bisa ditempuhnya.
"Korea Utara memiliki banyak rudal yang jaraknya lebih pendek, dan itu tidak akan melewati Jepang, tetapi mereka memiliki sejumlah kecil rudal yang bisa melakukan perjalanan itu," katanya.