Antisipasi Serangan Nuklir Rusia, Kyiv Kirim Pil Kalium Iodida ke Pusat-pusat Evakuasi
Kyiv mengirim pil kalium iodida ke pusat-pusat evakuasi Ukraina sebagai bentuk persiapan kemungkinan serangan nuklir Rusia.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Kota Kyiv mengatakan pihaknya tengah membagikan pil kalium iodida ke pusat-pusat evakuasi sebagai bentuk persiapan kemungkinan serangan nuklir Rusia di ibukota Ukraina.
Dilansir Daily Mail, pil kalium iodida dapat membantu memblokir penyerapan radiasi berbahaya oleh kelenjar tiroid jika diminum sebelum atau setelah terpapar radiasi nuklir.
Pil kalium iodida tersebut akan didistribusikan kepada penduduk di daerah yang terkontaminasi oleh radiasi nuklir jika ada kebutuhan untuk mengungsi, kata dewan kota dalam sebuah pernyataan.
Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengatakan bahwa ia akan menggunakan segala cara untuk memenangkan perang.
Sebelumnya, Rusia telah menderita kerugian besar, pasukannya didorong mundur di beberapa wilayah Ukraina.
Kekhawatiran bahwa Putin akan menggunakan serangan nuklir untuk mengalahkan Ukraina terus meningkat.
Baca juga: UPDATE Perang Rusia-Ukraina Hari ke-222, Ex CIA: AS akan Bertindak Jika Moskow Pakai Senjata Nuklir
Surat kabar The Times melaporkan pada hari Senin (3/10/2022) bahwa NATO khawatir Putin akan menunjukkan keinginan mereka untuk menggunakan senjata nuklir dengan melakukan uji coba nuklir di perbatasan Ukraina.
Peringatan NATO menyebut kapal selam K-329 Belgorod, yang baru memasuki layanan aktif dengan angkatan laut Rusia pada Juli 2022, mungkin menuju ke Laut Kara untuk menguji drone nuklir bawah laut, Poseidon.
Poseidon dikatakan mampu melakukan perjalanan jauh di bawah air sebelum meledak dengan kekuatan yang cukup untuk memicu tsunami nuklir 1.600 kaki yang dirancang untuk menenggelamkan dan meradiasi kota-kota pesisir.
Laut Kara terletak di lepas pantai timur Novaya Zemlya, sebuah pulau besar yang dikendalikan Rusia di lingkaran Arktik.
Wilayah itu telah lama digunakan Rusia sebagai fasilitas pengujian senjata nuklir.
Baca juga: Putin Kerahkan Senjata Nuklir Jika 4 Wilayah Ukraina Direbut, Biden: Kami Tak akan Terintimidasi
Lokasi itu adalah lokasi ledakan nuklir terbesar yang pernah tercatat pada tahun 1961.
Saat itu, Uni Soviet meledakkan Tsar Bomba, perangkat nuklir yang sepuluh kali lebih kuat daripada semua persenjataan yang meledak dalam Perang Dunia II.
Times juga mengatakan Rusia telah menggerakkan kereta api yang diduga terkait dengan unit kementerian pertahanan yang bertanggung jawab atas amunisi nuklir.
Ketika ditanya tentang laporan Times, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Rusia tidak ingin mengambil bagian dalam apa yang dia sebut sebagai latihan Barat dalam 'retorika nuklir'.
"Media Barat, politisi Barat dan kepala negara terlibat dalam banyak latihan retorika nuklir sekarang," kata Peskov.
"Kami tidak ingin ambil bagian dalam hal ini."
Harian Italia La Repubblica melaporkan pada hari Minggu bahwa NATO telah mengirim laporan intelijen tentang pergerakan kapal selam nuklir Belgorod kepada anggotanya.
"Sekarang kapal itu kembali menyelam di laut Arktik dan dikhawatirkan misinya adalah untuk menguji super-torpedo Poseidon, yang sering disebut sebagai 'senjata Kiamat'," kata La Repubblica.
Ketika dihubungi oleh Reuters, menteri pertahanan Italia menolak berkomentar tentang masalah tersebut.
NATO tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Barat Sebut Tidak Ada Aktivitas Mencurigakan
Sementara itu, seorang pejabat Barat mengatakan pada hari Selasa bahwa tidak ada indikasi aktivitas yang tidak biasa di sekitar persenjataan nuklir Moskow.
"Kami belum melihat indikator atau kegiatan yang kami anggap di luar norma," ujar pejabat yang tidak mau disebutkan namanya tersebut.
Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengatakan bahwa meski ancaman Rusia untuk menggunakan senjata nuklir harus ditanggapi dengan serius, masyarakat internasional telah menjelaskan bahwa mereka tidak akan gentar.
"Ini bukan pertama kalinya Vladimir Putin menggunakan ancaman seperti itu, mereka tidak bertanggung jawab dan kita harus menanggapinya dengan serius," kata Baerbock saat berkunjung ke Warsawa, Selasa.
"Tapi itu juga merupakan upaya untuk memeras kami, seperti yang kami ketahui dari lebih dari 200 hari perang agresi brutal ini," tambahnya.
Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly pada hari Selasa mengatakan urutan kesalahan strategis Putin harus dihentikan, dan penggunaan senjata nuklir akan menimbulkan konsekuensi.
Pada 21 September, Putin memerintahkan mobilisasi pertama pasukan cadangan militer Rusia sejak Perang Dunia Kedua.
Mobilisasi dilakukan untuk menempatkan lebih banyak pasukan di medan perang dan untuk mendukung rencana pencaplokan sebagian besar Ukraina.
Putin memperingatkan Barat bahwa ia tidak menggertak ketika dia mengatakan siap untuk menggunakan senjata nuklir untuk membela Rusia.
Rusia adalah negara dengan kekuatan nuklir terbesar di dunia berdasarkan jumlah hulu ledak nuklir.
Rusia memiliki 5.977 hulu ledak sementara Amerika Serikat memiliki 5.428, menurut Federasi Ilmuwan Amerika.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)