Konflik Rusia Vs Ukraina
Presiden Rusia Vladimir Putin Hadapi Pilihan Suram setelah Ledakan Jembatan Krimea
Jembatan Krimea meledak pada Sabtu (8/10/2022) kemarin. Atas meledaknya Jembatan Krimea, Putin menghadapi pilihan yang suram.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Sri Juliati

TRIBUNNEWS.COM - Sebuah ledakan besar terjadi di Jembatan Krimea, Rusia pada Sabtu (8/10/2022) kemarin.
Jembatan yang menjadi simbol penting aneksasi Rusia atas Krimea dari Ukraina pada 2014 lalu itu, meledak dan menewaskan tiga orang.
Atas ledakan tersebut, Presiden Rusia, Vladimir Putin memerintahkan Layanan Keamanan Federal (FSB) untuk mengawasi penghubung utama ke semenanjung wilayah tersebut.
Dikutip dari BBC, para pejabat mengatakan, pekerjaan untuk memperbaiki bagian yang rusak akan segera dimulai.
Wakil Perdana Menteri Rusia memerintahkan bagian jembatan yang hancur untuk segera diturunkan.
Selain itu, katanya, para penyelam akan mulai menyelidiki kerusakan di bawah permukaan air pada Minggu pagi, lapor kantor berita Rusia.
Baca juga: Polisi Ukraina Temukan 534 Mayat Warga Sipil di Kharkiv dan Puluhan Ruang Penyiksaan Rusia
Untuk diketahui, jembatan tersebut sangat penting bagi Rusia untuk pergerakan peralatan militer, amunisi, dan pasukan ke Ukraina selatan.
Atas kejadian ini, Putin harus menghadapi pilihan yang suram.
Hal tersebut dikarenakan Putin semakin menunjukkan tanda-tanda kekalahan perang.
Di sebelah barat Sungai Dnipro, pasukannya di Kherson dikepung oleh pasukan Ukraina yang bergerak cepat.
Mereka sudah mundur, sebagian karena pasokan buruk karena ledakan di Jembatan Krimea di Selat Kerch.
Baca juga: Ledakan Besar Terjadi di Jembatan Terpanjang di Eropa yang Hubungkan Rusia dengan Krimea
Mereka sekali lagi terputus dari jalur pasokan yang goyah ini oleh serangkaian jembatan yang rusak atau ditargetkan melintasi Dnipro.
Dikutip dari CNN, Putin harus memilih antara memenuhi ambisinya yang lebih besar dengan peluang keberhasilan yang semakin berkurang, atau mengonsolidasikan kekuatan di sekitar tujuan yang memiliki peluang lebih besar untuk dicapai.
Satu membawa risiko kehancuran bencana, untuk seluruh petualangan brutalnya ke Ukraina, dan sangat mungkin kekuasaannya.