Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pejabat Rusia: Perang Dunia Ketiga Bisa Pecah Jika Ukraina Gabung NATO

Pejabat Dewan Keamanan Federasi Rusia peringatkan risiko pecahnya Perang Dunia Ketiga jika Ukraina menjadi anggota aliansi militer NATO pimpinan AS.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Arif Fajar Nasucha
zoom-in Pejabat Rusia: Perang Dunia Ketiga Bisa Pecah Jika Ukraina Gabung NATO
Kenzo Tribouillard / AFP
Bendera negara-negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) berkibar sebelum Pertemuan Menteri Pertahanan NATO di Brussels, pada 21 Oktober 2021. - Pejabat Dewan Keamanan Federasi Rusia memperingatkan risiko pecahnya Perang Dunia Ketiga jika Ukraina menjadi anggota aliansi militer NATO pimpinan AS. 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang pejabat Rusia memperingatkan bahwa masuknya Ukraina ke aliansi militer NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara) dapat mengakibatkan Perang Dunia Ketiga.

Peringatan ini disampaikan oleh wakil sekretaris Dewan Keamanan Federasi Rusia, Alexander Venediktov dalam wawancaranya dengan media pemerintah, TASS, pada Kamis (13/10/2022).

Venediktov menyebut Ukraina sebenarnya telah menyadari risiko tersebut.

"Kyiv sangat menyadari bahwa langkah seperti itu berarti jaminan eskalasi ke Perang Dunia Ketiga," kata Venediktov, dilansir Reuters

"Rupanya, itulah yang mereka andalkan - untuk menciptakan kebisingan informasi dan menarik perhatian pada diri mereka sendiri sekali lagi," imbuhnya.

Venediktov kembali mengulangi posisi Barat di mata Rusia terhadap konflik di Ukraina.

Baca juga: NATO Gelar Latihan Nuklir Pekan Depan di Tengah Meningkatnya Ketegangan dengan Rusia

Menurutnya, bantuan Barat kepada Kyiv mengindikasikan bahwa "mereka adalah pihak langsung dalam konflik".

Berita Rekomendasi

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky sebelumnya mengumumkan tawaran bergabung menjadi anggota NATO secara jalur cepat pada akhir September lalu.

Hal itu terjadi setelah Presiden Rusia, Vladimir Putin menggelar upacara di Moskow untuk menyatakan pencaplokan empat wilayah yang diduduki pasukan Rusia di Ukraina.

Respons NATO Terhadap Serangan Nuklir Rusia

Seorang pejabat senior NATO mengatakan serangan nuklir Rusia akan mengubah arah konflik dan memicu respons fisik dari sekutu Ukraina serta NATO.

"(Setiap penggunaan senjata nuklir oleh Moskow akan memiliki) konsekuensi yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi Rusia," kata pejabat itu pada malam pertemuan tertutup kelompok perencanaan nuklir NATO pada Kamis.

Berbicara dengan syarat anonim, dia mengatakan serangan nuklir dari Moskow "hampir pasti akan menarik tanggapan fisik dari banyak sekutu, dan berpotensi dari NATO sendiri".

Dilansir Reuters, Moskow kerap menggunakan ancaman penggunaan nuklir untuk mencegah NATO dan negara-negara lain ikut campur dalam perang di Ukraina. 

Lebih dari tujuh bulan invasi ke Ukraina, Rusia telah menderita kerugian besar dalam hal pasukan dan peralatan serta dipukul mundur di beberapa wilayah dalam sebulan terakhir.

Presiden Putin telah menyatakan pencaplokan wilayah Ukraina dan mengancam akan mempertahankannya dengan senjata nuklir.

Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan, bulan lalu mengatakan bahwa AS telah menjelaskan kepada Moskow soal "konsekuensi bencana" yang akan dihadapinya jika menggunakan senjata nuklir di Ukraina.

Sullivan tidak secara terbuka menjelaskan sifat tanggapan AS yang direncanakan.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan latihan pencegahan nuklir rutin tahunan akan kembali digelar pada pekan depan.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan latihan pencegahan nuklir rutin tahunan akan kembali digelar pada pekan depan. - Pejabat Dewan Keamanan Federasi Rusia memperingatkan risiko pecahnya Perang Dunia Ketiga jika Ukraina menjadi anggota aliansi militer NATO pimpinan AS. (HO)

Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin pada Rabu lalu mengatakan AS sedang memantau setiap indikasi perubahan yang mengkhawatirkan dalam postur nuklir Rusia.

"Kami belum melihat indikator apa pun pada saat ini yang akan membuat kami percaya itu," kata Austin.

Para diplomat yakin Moskow sedang mencoba menakut-nakuti Barat agar mengurangi dukungannya untuk Kyiv.

Sementara itu, NATO mengumumkan akan melanjutkan latihan kesiapsiagaan nuklir tahunannya yang dijuluki "Steadfast Noon" minggu depan.

Selama latihan ini, Angkatan Udara NATO akan mempraktekkan penggunaan bom nuklir AS yang berbasis di Eropa dengan penerbangan pelatihan, tanpa senjata hidup.

"Ini adalah latihan untuk memastikan bahwa penangkal nuklir kami tetap aman, terjamin dan efektif," katanya, seraya menambahkan kekuatan militer NATO adalah cara terbaik untuk mencegah eskalasi ketegangan.

Sekutu Janjikan Senjata

Negara-negara sekutu Ukraina menjanjikan banyak bantuan senjata militer setelah menggelar pertemuan yang diikuti lebih dari 50 negara Barat di Brussel, pada Rabu (12/10/2022).

Menteri Pertahanan Ukraina, Oleksiy Reznikov, memuji kedatangan perdana sistem pertahanan Iris-T dari Jerman serta janji AS untuk mempercepat pengiriman sistem rudal permukaan-ke-udara canggih (Nasams).

"Era baru pertahanan udara telah dimulai di Ukraina," cuit Reznikov, lapor Guardian

"Iris-T dari Jerman sudah ada di sini. Nasams datang. Ini hanyalah permulaan. Dan kami membutuhkan lebih banyak."

High Mobility Artillery Rocket System (HIMARS) atau Sistem Artileri Roket Mobilitas Tinggi M142yang ada di Jepang dari Amerika Serikat
High Mobility Artillery Rocket System (HIMARS) atau Sistem Artileri Roket Mobilitas Tinggi M142yang ada di Jepang dari Amerika Serikat - Pejabat Dewan Keamanan Federasi Rusia memperingatkan risiko pecahnya Perang Dunia Ketiga jika Ukraina menjadi anggota aliansi militer NATO pimpinan AS. (Ist)

Baca juga: Belarus Semakin Dekat Gabung dengan Rusia untuk Perang di Ukraina

Baca juga: Belajar dari Perang Ukraina-Rusia, Pakar: Kunci Menang Perang Terletak pada The Man Behind The Gun

Inggris telah berjanji akan menyumbangkan persenjataan pertahanan udara mutakhir, yang mampu menembak jatuh rudal jelajah

Tidak disebutkan berapa banyak roket Amraam yang akan dikirim ke Ukraina, tetapi mengatakan mereka akan digunakan dengan Nasams.

Prancis juga menjanjikan radar dan sistem pertahanan udara dalam beberapa minggu mendatang, sementara Kanada mengatakan akan menyediakan peluru artileri dan pakaian musim dingin.

Menteri Pertahanan Belanda, Kajsa Ollongren, menulis dalam sebuah surat kepada parlemen bahwa pemerintahnya akan menyumbangkan pertahanan udara senilai €15 juta (£13m) ke Ukraina.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas