Pembuat Butsudan Terkenal di Jepang Ajak Orangtua Bicara Positif Kepada Anaknya
Pembuat Butsudan (altar Buddha) terbesar di Jepang, Presiden Alte Meister atau Hoshi Inc, Yasunori Hoshi, mengajak orangtua berbicara positif
Editor: Johnson Simanjuntak

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Pembuat Butsudan (altar Buddha) terbesar di Jepang, Presiden Alte Meister atau Hoshi Inc, Yasunori Hoshi, mengajak orangtua berbicara positif kepada anak kalau pulang kerja.
"Apabila kita pulang kerja, lalu mengeluh di rumah, kerjaan susah ribet dan sebagainya, itu akan berdampak buruk pada anak kita," papar Hoshi dalam acara Talk di Ginza Tokyo siang ini (19/10/2022).
Menurutnya, sebaiknya orangtua yang pulang kerja malah harus bicara terbalik.
"Mungkin kita berbohong pada diri kita sendiri. Namun kalau kita mengeluh pekerjaan kantor di rumah, maka anak kita akan kehilangan semangat dan motivasi untuk maju dan bekerja dengan baik bagi masa depan. Anak akan katakan, jadi orang dewasa susah ya. Akibatnya pikirannya bisa jadi negatif anak tersebut," paparnya lagi.
Sebaliknya kalau kita berbicara positif, senang bekerja, menikmati dengan baik, bahkan enak dapat gaji dapat uang, maka akan berdampak positif bagi pertumbuhan anak tersebut.
"Jadi sebaiknya berbicaralah positif kalau pulang kerja di rumah, meskipun mungkin yang kita hadapi kesusahan banyak di tempat kerja di kantor," tekannya lagi.
Selain itu Hoshi juga mengungkapkan kebingungannya berpromosi Butsudan (altar Buddha) tempat pemujaan keluarga kita yang telah meninggal dunia di berbagai media di Jepang di masa lalu.
"Dulu pasti banyak orang akan mengatakan tidak boleh mempromosikan apalagi sampai memunculkan gambar Butsudan. Itu sama juga mengajak orang lain mati. Begitulah citranya di masa lalu. Namun kini citra itu sudah berubah sedikit-sedikit menjadi salah satu budaya yang sangat penting di Jepang, menghormati arwah nenek moyang kita yang telah meninggal dengan Butsudan, sehingga tak masalah lagi berpromosi di media," jelasnya lebih lanjut.
Diakuinya pula, di masa muda dirinya tidak tertarik melanjutkan bisnis ayahnya di bidang Butsudan.
"Masak kita cari duit dari orang meninggal sih, gak etis kan itu. Begitulah pikiran saya waktu masih anak-anak. Ternyata tidaklah benar hal itu."
Menurutnya kita perlu membuat Butsudan yang baik cantik indah justru untuk menghormati arwah nenek moyang kita agar arawahnya bahagia di surga dan tetap dikenang dengan baik oleh keluarganya, apabila Butsudan itu baik adanya.
Di masa lampau Hoshi telah pernah ke Indonesia bahkan pernah berkeinginan berbisnis di Indonesia.
Namun pandemi corona selama 3 tahun terakhir ini membuatnya semua harus tertunda lebih lanjut.
"Indonesia sangat potensial sekali untuk berbisnis di sana. Suatu waktu kita akan datangi kembali Indonesia untuk melihat kemungkinan bisnis lebih lanjut. Misalnya pembuatan Butsudan di Indonesia," paparnya kepada Tribunnews.com beberapa waktu lalu.
Sementara itu beasiswa (ke Jepang), belajar gratis di sekolah bahasa Jepang di Jepang, serta upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.