Eks PM Italia Tuai Kontroversi setelah Membual Soal Kedekatannya dengan Vladimir Putin
Eks PM Italia, Silvio Berlusconi tuai kontroversi setelah rekaman suaranya membual soal kedekatan hubungan dengan Putin beredar.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Mantan Perdana Menteri Italia, Silvio Berlusconi memicu kontroversi setelah rekaman suaranya sedang membual tentang kedekatan hubungan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin beredar di media.
Rekaman audio Silvio Berlusconi itu dirilis oleh kantor berita Italia, LaPresse pada Rabu (19/10/2022).
Berlusconi terekam sedang berbicara tentang hubungannya dengan Putin yang kembali dibagun.
Dilansir CNN, Berlusconi, menurut rekaman itu, mengatakan bahwa Putin mengiriminya 20 botol vodka dan "surat yang sangat manis" pada hari ulang tahunnya bulan lalu.
Kantor Berlusconi mengkonfirmasi bahwa rekaman suara itu asli, dan diduga direkam secara diam-diam saat pertemuan Partai Forza Italia di ruang parlemen pada Selasa lalu.
"Saya mengiriminya sebotol Lambrusco (anggur bersoda Italia) dan surat yang sama manisnya," kata Berlusconi dalam klip audio yang dirilis LaPresse.
Baca juga: Turis Inggris Pose Setengah Telanjang Dada di Katedral Amalfi Italia akan Didakwa Tindakan Cabul
Politisi berusia 86 tahun itu mengaku telah membangun kembali hubungan dengan Presiden Putin.
Ia juga membual bahwa Putin mengakuinya sebagai salah satu dari lima temannya.
Seorang juru bicara partai membantah Berlusconi berhubungan dengan Putin.
Ia berdalih bahwa mantan PM Italia itu hanya menceritakan kisah lamanya yang sudah terjadi bertahun-tahun lalu.
Namun dalam audio LaPresse, Berlusconi terdengar mengatakan bahwa Putin "melawan inisiatif apa pun" untuk perang melawan Ukraina.
Menurut laporan Guardian, Berlusconi bahkan mengatakan bahwa Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memprovokasi invasi dengan menggandakan serangan terhadap separatis yang didukung Rusia di Donbas.
"Republik Donbas akhirnya mengirim delegasi ke Moskow dan mengatakan kepada Putin: 'Tolong, pertahankan kami!'," kata Berlusconi.
"Putin menentang inisiatif apa pun tetapi dia berada di bawah tekanan besar dari orang-orang Rusia sehingga dia menciptakan operasi khusus ini: rencananya adalah pasukannya harus memasuki Ukraina, menggulingkan Zelensky dan menggantikannya dengan pemerintahan yang dibentuk oleh minoritas Ukraina, dibentuk oleh orang-orang yang jujur dan bijaksana."
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.