Ukraina Terancam Jalani Musim Dingin Tanpa Listrik Imbas Serangan Udara Rusia
Ukraina bersiap dengan kemungkinan terburuk yakni kekurangan listrik di musim dingin imbas serangan rudal Rusia ke pembangkit energi.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Whiesa Daniswara
![Ukraina Terancam Jalani Musim Dingin Tanpa Listrik Imbas Serangan Udara Rusia](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/ukraina-krisis-energi-akibat-serangan-rusia_20221029_090227.jpg)
Empat Jam Tanpa Listrik
Otoritas Ukraina memperingatkan warga di Kyiv soal pemadaman listrik yang lebih lama, kira-kira akan berlangsung lebih dari empat jam.
Dilansir BBC, pemadaman bergilir tidak hanya melanda Kyiv, tetapi juga wilayah tengah Ukraina, termasuk Kota Dnipro.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengatakan sekitar empat juta orang terdampak pembatasan energi.
Bulan ini, Rusia meluncurkan puluhan rudal dan drone buatan Iran.
Infrastruktur energi Ukraina menjadi sasaran bombardir dari serangan udara tersebut.
Presiden Zelensky mengklaim sekitar sepertiga dari pembangkit listrik Ukraina telah hancur.
![Pekerja pembangkit listrik menunggu di tempat perlindungan bom selama alarm serangan udara, di lokasi yang dirahasiakan di Ukraina, pada 27 Oktober 2022, di tengah invasi Rusia ke Ukraina. (Photo by Sergei SUPINSKY / AFP)](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/ukraina-krisis-energi-akibat-serangan-rusia_20221029_090428.jpg)
Pemadaman listrik tidak hanya berlaku untuk rumah-rumah penduduk, tetapi juga lampu jalan dan angkutan umum bertenaga listrik.
Uni Eropa dan sekutu Kyiv lainnya telah mengutuk penargetan terhadap infrastruktur sipil, serangan yang dilihat Ukraina sebagai kejahatan perang.
Kota kedua di Ukraina, Kharkiv, yang rusak berat akibat serangan Rusia, juga menghadapi pemadaman listrik yang lama, sama halnya dengan pusat Kota Zhytomyr, Poltava, dan Chernihiv.
Moskow meningkatkan serangan misilnya terhadap pembangkit listrik Ukraina dan infrastruktur sipil lainnya sebagai pembalasan atas pemboman di Jembatan Kerch, yang menyambungkan Krimea ke Rusia.
Presiden Vladimir Putin menyebut ledakan itu sebagai "tindakan terorisme" Ukraina.
Jembatan itu adalah simbol kampanyenya untuk menggabungkan sebagian besar Ukraina ke Rusia.
Seorang karyawan pembangkit listrik bernama Pavlo mengatakan, "kami dihadapkan pada kerusakan seperti ini untuk pertama kalinya".
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.