Saksi Mata Ungkap Peran Penjaga Keamanan Sebelum Jembatan Morbi di India Ambruk
Sedikitnya 135 orang tewas ketika jembatan yang dibangun pada 1877 itu ambruk, menyebabkan korban terjun ke sungai di bawah jembatan.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, MORBI - Saksi mata runtuhnya jembatan di Kota Morbi, India, mengungkapkan bagaimana peran penjaga keamanan sebelum tragedi itu terjadi pada Minggu (30/10/2022) malam.
Dia menceritakan, penjaga keamanan berdiri di kedua ujung jembatan berusia 145 tahun itu, meniup peluit dan berulang kali meminta kerumunan yang jumlahnya melonjak untuk turun dari jembatan yang membentang di atas Sungai Machchhu.
Salah satu dari enam orang yang melihat jembatan itu runtuh menceritakan saat-saat terakhir kejadian, dan mengatakan dia dan rekan-rekannya berteriak untuk memperingatkan bahaya.
"Kami bahkan memanggil orang-orang untuk memberi tahu mereka bahwa mereka harus pergi karena kami bisa melihat ada banyak orang berkerumun," kata salah satu saksi mata, Ajay Kumar, yang dikutip dari Reuters.
Baca juga: Korban Tewas Jembatan Ambruk di India Bertambah, Menlu Retno Sampaikan Ungkapan Duka Cita
Pria berusia 32 tahun ini menambahkan, dia dan rekan-rekannya berada di tepi sungai melihat kerumunan massa terbentuk.
“Kemudian jembatan itu runtuh di depan mata kami,” ujar pria yang berprofesi sebagai pekerja konstruksi itu.
Dia mengatakan wanita dan anak-anak termasuk di antara mereka yang tenggelam, dan mengungkapkan dia mendengar mereka meratap dan menjerit.
Sedikitnya 135 orang tewas ketika jembatan yang dibangun pada 1877 itu ambruk, menyebabkan korban terjun ke sungai di bawah jembatan.
Polisi memperkirakan jumlah pengunjung yang berada di jembatan saat itu sekitar 200 orang. Pejabat setempat mengatakan sekitar 400 tiket masuk jembatan telah terjual, namun belum tentu ke-400 pengunjung berada di jembatan pada waktu bersamaan.
Beberapa jam sebelum runtuhnya jembatan, ratusan orang berkumpul di sekitar jembatan sepanjang 233 meter yang dibuka kembali pekan lalu setelah proses renovasi yang memakan waktu berbulan-bulan.
Seorang penjaga keamanan swasta hadir di setiap ujung jembatan. Mereka berjuang mengendalikan gelombang pengunjung saat malam tiba, kata empat saksi lainnya dan seorang korban selamat. Para saksi tidak tahu apakah penjaga keamanan itu selamat atau tidak.
"Tolong dengarkan kami, jangan goyang jembatan, jangan berkerumun, terus bergerak' kata para penjaga, tetapi orang-orang tidak mendengarkan," kata Pankaj Kumar, pekerja konstruksi lain yang berada di tepi sungai.
Pernyataan Kumar diperkuat oleh tiga saksi lainnya serta Mahesh Bhai Chavda, seorang penyintas yang mengatakan dia memasuki jembatan bersama teman-temannya beberapa menit sebelum keruntuhan.
"Kami melihat petugas keamanan meniup peluit mereka kepada orang-orang yang meminta mereka untuk tidak berkerumun dan terus bergerak," kata Chavda, yang kini masih berusia 18 tahun.
Rekaman CCTV
Rekaman CCTV menunjukkan sekelompok pemuda mengambil foto, sementara yang lain terlihat mengguncang jembatan dari sisi ke sisi pada saat sebelum kabel jembatan putus dan mereka jatuh ke air.
Polisi sejauh ini telah menangkap sembilan orang terkait tragedi ini. Mereka yang ditangkap termasuk petugas tiket dan tiga penjaga keamanan yang sedang bertugas ketika jembatan runtuh, ungkap pejabat senior kepolisian India Ashok Kumar Yadav.
Baca juga: Operasi Pencarian Masuk Hari Ketiga, Korban Tewas Jembatan Runtuh di India Bertambah Jadi 135 Orang
Belum dapat dipastikan apakah dua penjaga yang dilaporkan saksi mata termasuk di antara tiga orang yang ditangkap, menurut laporan Reuters.
"Insiden itu terjadi karena kurangnya pengaturan dan manajemen kerumunan," ujar Yadav, yang memimpin penyelidikan pemerintah atas insiden tersebut.
Pada Selasa (1/11/2022) malam, sepatu biru seorang anak tergeletak di dekat pintu masuk jembatan yang bertuliskan "Oreva", perusahaan yang memenangkan kontrak tahun ini untuk memelihara dan mengelola jembatan.
Pejabat kota Morbi, Sandesspsinh Zala mengatakan Oreva belum memberi tahu pihak berwenang setempat mengenai pembukaan kembali jembatan.
Seorang juru bicara Oreva belum menjawab panggilan berulang dan pesan teks Reuters sejak Minggu, untuk memberi komentar atas insiden tersebut.
Kekacauan berlanjut ke rumah sakit pemerintah Morbi. Ratusan orang berkumpul di sana, putus asa untuk mencari informasi mengenai kerabat mereka yang menjadi korban.
Tubuh beberapa korban terlihat berbaring di atas tandu dan di tempat tidur di dalam bangsal, kata sukarelawan Bhaskar Wala.
Seorang anggota staf rumah sakit, yang meminta namanya tidak disebutkan, mengatakan ada sedikit ruang untuk bergerak karena keramaian dan sulit mengidentifikasi baik korban yang hidup maupun yang meninggal.
"Orang-orang berbagi foto anggota keluarga mereka dengan kami. Saya membantu mengidentifikasi delapan anggota dari satu keluarga yang semuanya meninggal," kata Wala.