Sebelum Tragedi Halloween Itaewon, Polisi Terima 79 Telepon Darurat Masuk, Hanya 4 yang Direspons
Setidaknya polisi menerima 79 panggilan darurat masuk sebelum tragedi Halloween di Itaewon terjadi.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Setidaknya ada total 79 panggilan darurat masuk ke kepolisian sebelum tragedi Halloween di Itaewon, Yongsan-gu, Seoul, terjadi pada Sabtu (29/10/2022) malam.
Sebanyak 11 dari 79 panggilan darurat yang masuk, menyebut orang-orang di Itaewon berdesak-desakan dan terluka.
Sebelas panggilan itu masuk empat jam sebelum tragedi terjadi, yang berisikan peringatan soal risiko terjadinya kecelakaan di Itaewon.
Sementara itu, satu dari 11 panggilan darurat dikategorikan sebagai 'kode 0', yang mengharuskan petugas segera dikirim ke tempat kejadian secepat mungkin, dikutip dari Korea Herald.
Lalu, tujuh panggilan lainnya menyerukan 'kode 1', agar kejadian yang dilaporkan diprioritaskan.
Namun, catatan polisi menunjukkan personel hanya dikirim ke Itaewon sebanyak empat kali.
Baca juga: 9 Insiden Tragis di Korsel yang Tewaskan Ratusan Orang, Termasuk Tragedi Halloween di Itaewon
Polisi yang datang ke Itaewon diketahui hanya membubarkan kerumunan kecil dan kembali ke kantor.
Polisi mengungkapkan panggilan pertama dari 11 telepon darurat yang masuk, yang dilakukan pada 18.34 KST, menerangkan orang-orang di Itaewon bisa "remuk sampai mati".
Tetapi, panggilan darurat itu hanya dianggap sebagai keluhan biasa atas ketidaknyamanan yang tak menimbulkan bahaya secara langsung.
Respon polisi yang lemah ini kemudian menuai kritikan pada Rabu (2/11/2022),
Badan Kepolisian Nasional Korea Selatan, Selasa (1/11/2022), merilis dokumen polisi yang mencatat laporan terkait panggilan darurat.
Perilisan ini dilakukan di tengah-tengah negara sedang menyelidiki apa yang salah dan siapa yang harus bertanggung jawab atas tragedi Halloween di Itaewon.
Publik menilai kecelakaan di Itaewon bisa saja dihindari atau diminamlkan jika polisi merespons tepat waktu.
"Saya merasa hampir mati terinjak di sini karena orang-orang terus mendorong meski tidak ada lagi yang bisa bergerak," kata seorang penelepon seperti tertulis dalam transkrip, dikutip dari Yonhap.
"Saya hampir tidak bisa melarikan diri, polisi perlu mengendalikan daerah ini karena kerumunan terlalu banyak dan besar," tambahnya.
Baca juga: Aktor Lee Ji Han Tewas karena Selamatkan Gadis Kecil yang Terjebak di Tragedi Halloween Itaewon
Polisi berencana untuk segera melakukan penyelidikan terhadap petugas polisi yang menangani laporan tersebut.
Ada kemungkinan penyelidikan akan berganti menjadi penyelidikan kriminal resmi jika ditemukan adanya pelanggaran, seperti lalai dalam melaksanakan tugas atau pemalsuan dokumen resmi.
Kepala Polisi Nasional, Yoon Hee-keun, pada Selasa, mengakui kekurangan dalam respons polisi atas laporan keramaian di Itaewon.
Ia berjanji akan melakukan pemeriksaan independen di luar terhadap dugaan kesalahan polisi.
Hingga saat ini, tercatat ada 156 korban tewas akibat tragedi Halloween di Itaewon.
Kebanyakan korban tewas berusia 20 tahunan.
Keluarga Identifikasi Barang Korban Tewas Tragedi Itaewon
Keluarga korban insiden pesta Halloween Itaewon mendatangi gymnasium di ibu kota Korea Selatan, Seoul, untuk mencari barang-barang yang tertinggal di lokasi tragedi.
Sepatu, tas, kacamata, buku catatan, dompet, dan topi warna-warni diletakan di atas meja darurat dan tikar olahraga di sepanjang lantai gymnasium, menunggu untuk diklaim pihak keluarga dari 156 korban yang tewas dalam kerumunan pada Sabtu (19/10/2022) malam.
Baca juga: Cerita Korban Selamat Tragedi Halloween Itaewon Korea Selatan: Tak Ada Cara untuk Mundur dari Lokasi
"(Saya) Menemukannya. Saya pikir ini dia,” kata seorang wanita, ketika dia menemukan mantel hitam milik kerabatnya, memeluk mantel itu dan kemudian menangis.
Sementara seorang wanita paruh baya yang datang bersama suaminya, ambruk ke lantai sambil menangis setelah dia menemukan sepasang sepatu bot setinggi lutut yang hilang.
Sepatu tersebut ada di antara deretan sepatu bot hitam, stiletto, dan sepatu kets.
Banyak sepatu lainnya hanya tersisa satu buah tanpa pasangannya.
Wanita lain yang lebih muda, datang mengenakan gips di tangan kirinya, berjalan masuk ke gymnasium untuk menemukan sepatunya yang hilang.
Wanita yang tidak mau disebutkan namanya ini mengaku dia sedang berada di depan bar di gang tempat tragedi itu terjadi.
Terjebak dalam kerumunan, wanita itu akhirnya pingsan karena sesak napas.
Dia bahkan mengira dirinya sudah meninggal dunia, namun ada orang asing yang berteriak padanya dan menyuruhnya untuk tetap sadar.
"Sampai-sampai saya pikir saya sudah mati, tetapi orang asing berteriak kepada saya untuk bangun," ungkap wanita itu, yang dikutip dari CNN.
Lengan wanita itu memar parah saat insiden terjadi, dan setelah dia sadar dari pingsannya, wanita tersebut mengaku dia hanya bertahan sampai kerumunan mereda dan dia bisa diselamatkan.
Baca juga: Saksi Hidup Tragedi Halloween Itaewon: Tangan, Kaki dan Betis Terinjak-injak
Anggota keluarga korban masuk ke gymnasium, satu per satu dalam kelompok-kelompok kecil, sambil dikawal petugas yang mengenakan sarung tangan putih dan menunjukkan ke arah meja.
Di meja itulah, mereka dapat memeriksa dan mengklaim barang-barang yang telah diletakan dan diatur dengan hati-hati.
Korea Selatan berduka atas meninggalnya 156 korban, termasuk 26 orang asing, dalam kerumunan massa pada Sabtu malam, ketika 100.000 orang memadati jalan-jalan sempit Itaewon untuk merayakan Halloween.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Keluarga Identifikasi Barang-barang Milik Korban Tragedi Pesta Halloween di Itaewon
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Namira Yunia Lestanti)