Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ketika Tiga Musuh Utama Amerika Serikat Bergabung, Gedung Putih Ungkap Keprihatinannya

Setelah Iran diduga pasok Rusia dengan drone kamikaze, AS menduga Korea Utara diam-diam mengirim peluru artileri untuk invasi ke Ukraina.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Ketika Tiga Musuh Utama Amerika Serikat Bergabung, Gedung Putih Ungkap Keprihatinannya
Kolase Foto Tribunnews
Presiden Rusia Vladimir Putin, Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un, Presiden Iran Ebrahim Raeisi - Setelah Iran diduga pasok Rusia dengan drone kamikaze, AS menduga Korea Utara diam-diam mengirim peluru artileri untuk invasi ke Ukraina. 

Baru-baru ini, pejabat AS menuduh Korea Utara dan Iran memasok senjata ke Rusia untuk memuluskan invasi Ukraina.

Sekretaris Pers Pentagon, John Kirby menyatakan bahwa Pyongyang diam-diam memasok sejumlah besar peluru artileri untuk perang Rusia di Ukraina.

Namun pengiriman itu, kata Kirby, berusaha dikaburkan dengan membuatnya tampak pergi menuju negara-negara Timur Tengah dan Afrika Utara.

Kirby juga membahas laporan sebelumnya mengenai dugaan bahwa Iran mengirim drone ke Rusia untuk berperang di Ukraina.

Perfoma drone Iran di medan tempur Rusia vs Ukraina memicu permintaan pembelian dari setidaknya 22 negara.

Kini, Teheran diduga dalam proses pengiriman rudal permukaan-ke-udara untuk digunakan dalam konflik.

Baca juga: Gedung Putih Tuding Korea Utara Secara Diam-diam Pasok Peluru Artileri ke Rusia

Kirby mengaku ada kekhawatiran saat ditanya soal keterlibatan dari tiga negara yang ditampilkan secara menonjol dalam dokumen strategi AS yang baru-baru ini dirilis yang sekarang seolah-olah bekerja sama.

Berita Rekomendasi

Purnawirawan Angkatan Laut AS ini mengatakan bahwa "ada kekhawatiran yang lebih besar" dari pemerintahan Presiden Joe Biden daripada ketika Presiden Rusia Vladimir Putin pertama kali meluncurkan invasinya di Ukraina pada bulan Februari 2022.

"Sekarang saat dia (Putin) terus kehilangan tempat, kehilangan tentara, kehilangan momentum, dia menjangkau di luar perbatasannya untuk meminta bantuan," kata Kirby, dalam konferensi pers virtual pada Rabu (2/11/2022), dilansir Newsweek.

"Ini adalah tanda isolasi yang terus dia rasakan secara ekonomi, bahwa basis industri pertahanannya sendiri tidak dapat mengimbangi kecepatan dia menggunakan persenjataan di Ukraina."

"Tapi itu juga merupakan tanda betapa dia menggandakan untuk melanjutkan perang ini sehingga dia bersedia keluar dari garis kehidupan, seolah-olah, untuk mencari pemasok asing untuk terus membunuh Ukraina," tambahnya.

"Dan ya, ini mengkhawatirkan bahwa negara bangsa mana pun di seluruh dunia akan secara diam-diam atau nyata mendukung Tuan Putin," jelas Kirby.

Korea Utara dilaporkan meluncurkan rudal balistik, Kamis (3/11/2022) pagi. Foto rudal Intercontinental Ballistic Missile (ICBM) Korut yang diperlihatkan kepada masyarakat dan pers saat parade militer Korut beberapa waktu lalu.
Korea Utara dilaporkan meluncurkan rudal balistik, Kamis (3/11/2022) pagi. Foto rudal Intercontinental Ballistic Missile (ICBM) Korut yang diperlihatkan kepada masyarakat dan pers saat parade militer Korut beberapa waktu lalu. - Setelah Iran diduga pasok Rusia dengan drone kamikaze, AS menduga Korea Utara diam-diam mengirim peluru artileri untuk invasi ke Ukraina. (Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo)

Kendati demikian, Kirby menilai dukungan yang dicurigai diterima Moskow dari Pyongyang dan Teheran tidak akan mampu mengubah gelombang konflik.

Namun ia menyebut AS akan mengejar "langkah-langkah pertanggungjawaban yang tepat" terhadap kedua kekuatan itu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas