Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gedung Putih Umumkan Investasi 223 Juta Dolar AS untuk Lawan Dominasi Raksasa Industri Pangan

Amerika Serikat pada Rabu pagi mengumumkan investasi sebesar 223 juta dolar AS yang ditujukan untuk memperluas kapasitas pemrosesan daging dan unggas

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Gedung Putih Umumkan Investasi 223 Juta Dolar AS untuk Lawan Dominasi Raksasa Industri Pangan
AFP/OLIVER CONTRERAS
Presiden AS Joe Biden. Amerika Serikat pada Rabu pagi mengumumkan investasi sebesar 223 juta dolar AS yang ditujukan untuk memperluas kapasitas pemrosesan daging dan unggas. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Rabu pagi mengumumkan investasi sebesar 223 juta dolar AS yang ditujukan untuk memperluas kapasitas pemrosesan daging dan unggas di negara itu.

Ini merupakan bagian dari upaya untuk menjinakkan inflasi pangan yang tinggi.

Perlu diketahui, harga daging dan unggas saat ini memang mengalami lonjakan.

Namun upaya Gedung Putih bersifat jangka panjang.

Dana tersebut digunakan untuk pinjaman dan hibah bagi perusahaan kecil pengolahan daging dan petani agar dapat bersaing dengan 'perusahaan besar'

Namun, imbalannya diprediksi akan membutuhkan waktu cukup lama.

Baca juga: Amerika Serikat Menjauh dari Resesi, Laju Ekonomi Tumbuh 2,6 Persen di Kuartal III 2022

Berita Rekomendasi

"Ada beberapa alasan untuk meningkatkan biaya (daging dan unggas), ini jelas akan berdampak. Ini akan membutuhkan waktu, tidak ada pertanyaan tentang itu," kata Menteri Pertanian Tom Vilsack, pada Selasa lalu.

Dikutip dari laman Axios, Minggu (6/11/2022), pengumuman terbaru ini merupakan bagian dari rencana yang diumumkan kembali Biden pada Januari lalu, yakni memberikan 1 miliar dolar AS dalam pendanaan dari American Rescue Plan.

Ide luasnya adalah untuk mendukung pengolah daging dan unggas regional agar dapat bersaing dengan empat raksasa besar di industri pangan seperti ​​Cargill, Tyson Foods, JBS, dan National Beef Packing Co yang mendominasi industri.

Baca juga: Sektor Swasta Amerika Serikat Menanti Kabar Pemerintah Untuk Dapat Melebarkan Usaha di Indonesia

Lebih banyak pengolah mengindikasikan bahwa petani secara teoritis akan mendapatkan harga yang lebih baik untuk sapi dan unggas.

Sementara pada saat yang sama, meningkatkan persaingan diantara para pengolah akan menurunkan harga bagi konsumen.

Menurut data CPI, harga daging naik 22 persen sejak Januari 2020.

Di sisi lain, kelompok bisnis mengatakan bahwa biaya energi dan tenaga kerja yang lebih tinggi lah yang menaikkan harga daging dan unggas.

Pemerintah AS saat ini mulai menangani masalah antimonopoli, bahkan sebelum lonjakan inflasi menjadi masalah ekonomi yang paling mendesak.

Sejak saat itu, mengubah perjuangan melawan konsolidasi perusahaan, menjadi landasan upaya pemerintah AS untuk memerangi kenaikan harga.

"Selama beberapa dekade terakhir, kami telah melihat terlalu banyak industri yang didominasi oleh segelintir perusahaan besar yang mengendalikan sebagian besar bisnis dan sebagian besar peluang. Ini tentunya menaikkan harga dan mengurangi pilihan bagi keluarga Amerika, sementara di sisi lain juga menekan bisnis dan pengusaha kecil," bunyi pernyataan pemerintah AS pada Januari lalu, saat mengumumkan rencana pengolahan daging dan unggas.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas