Pihak Rusia Tetapkan Batas Waktu Kesepakatan Gandum untuk PBB
PBB berjanji untuk mendorong Amerika Serikat (AS) dan sekutunya mencabut pembatasan dalam kegiatan ekspor gandum.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA - Rusia menganggap tanggal kedaluwarsa kesepakatan gandum Ukraina bagi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), untuk menunjukkan kemajuan dalam memenuhi komitmennya kepada Rusia agar membuka blokir ekspor pertaniannya.
Pernyataan ini disampaikan seorang diplomat senior Rusia kepada sebuah surat kabar.
"PBB memberitahu kami bahwa hasilnya sudah dekat, keputusan kami tentang apakah akan memperpanjang skema gandum Ukraina akan mempertimbangkan pemenuhan bagian dari kesepakatan Rusia," kata Wakil Perwakilan Rusia untuk PBB, Dmitry Polyansky.
Diplomat itu merujuk pada kesepakatan antara Rusia dan Ukraina, yang ditengahi oleh Turki dan PBB serta ditandatangani pada Juli lalu.
Baca juga: Harga Gandum Turun, Setelah Rusia Kembali ke Kesepakatan Ekspor dari Laut Hitam Ukraina
Ini memungkinkan Ukraina untuk mengekspor hasil panennya melalui Laut Hitam.
Dikutip dari laman Russia Today, Selasa (8/11/2022), PBB pun berjanji untuk mendorong Amerika Serikat (AS) dan sekutunya mencabut pembatasan, yang dianggap Rusia menghambat ekspor makanan dan pupuknya sendiri.
Perlu diketahui, sanksi Barat telah membuat pedagang Rusia hanya memiliki akses terbatas ke perbankan dan asuransi maritim.
Bagian dari kesepakatan yang menjelaskan ekspor gandum Ukraina memiliki jangka waktu 120 hari, yang berakhir pada 18 November mendatang.
Rusia tidak berkomitmen untuk memperpanjang pakta tersebut, dan para pejabatnya sebelumnya mengkritik berbagai bagian dari pengaturan itu, termasuk kegagalan PBB untuk memenuhi janjinya.
Pada akhir Oktober lalu, Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan menghentikan partisipasinya dalam skema tersebut setelah apa yang digambarkan sebagai serangan pesawat tak berawak Ukraina yang didukung Inggris di pelabuhan Sevastopol.
Militer Rusia mengklaim operasi itu menggunakan koridor keamanan yang ditujukan untuk transportasi makanan dan menutupi pemogokan.
Beberapa hari kemudian, penghentian itu dibatalkan, Kementerian Rusia mengatakan Ukraina telah membuat janji tertulis untuk tidak menggunakan skema ekspor gandum demi tujuan militer.
Ukraina telah membantah mengambil kewajiban tambahan.
Sebuah sumber anonim yang dikutip oleh media Izvestia mengatakan bahwa pada awal November lalu, Rusia belum menerima 'jaminan akses gratis ke pasar biji-bijian dunia'.
Ini menggambarkan kegagalan PBB untuk membebaskan ekspor Rusia sebagai 'penghinaan pribadi' bagi Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.
Pekan lalu, pemimpin PBB memuji kesepakatan gandum sebagai keberhasilan besar dan mengatakan penting untuk melestarikannya.